Adapun pengalaman yang telah penulis dapatkan selama mengikuti program PPG Prajabatan, dengan mengikuti seluruh rangakaian pembahasan mata kuliah dan praktik pengalaman lapangan (PPLP) di semester 1 dan dan semester 2. Melalui refleksi diri di awal hingga akhir semester 1, penulis memaknai beberapa keterkaitan pembahasan mata kuliah terkait Pembelajaran Berdiferensiasi, Pemahaman Tentang Peserta Didik dan Pembelajarannya, Prinsip Pengajaran dan Asesmen. Penulis berhipotesis bahwa dalam proses pembelajaran guru penting untuk memahami karakteristik peserta didik, dan memahami perkembangan peserta didik dalam menempuh pembelajaran. Guru wajib memahami hal tersebut sebelum merancang pembelajaran yang terfokus pada peserta didik.
Namun, setelah penulis mengikuti seluruh rangkaian pembahasan mata kuliah serta melaksanakan tugas PPL II, penulis akhirnya mandapatkan pengalaman bermakna yang lebih dalam terkait penyaluran pembelajaran serta asesmen yang sesuai terhadap peserta didik dalam proses pembelajarannya. Pengalaman bermakna tersebut terintegrasi dengan salah satu mata kuliah, yakni Pembelajaran Sosial Emosional (PSE), yang memberikan pemahaman tentang bagaimana seorang guru mampu memetakan kompetensi sosial emosional peserta didik dengan mempertimbangkan latar belakang, kebutuhan, dan tahap perkembangan peserta didik (Oktaviani & Praherdhiono, 2022). Pembelajaran pada mata kuliah ini bukan hanya terkait memahami kompotensi emosional perserta didik dalam mengembangkan karakternya, namun juga memberikan pengalaman kepada penulis sebagai calon guru masa depan bagaimana memiliki kemampuan menjadi teladan serta pengalaman positif bagi peserta didik dalam mengembangkan pengtahuan, dan bagaimana memahami kompetensi sosial emosional diri sendiri tentunya sebagai calon seorang guru yang profesional.Â
Pada topik 3 dalam pembalajaran soisal emosional (PSE), menyajikan pengetahuan baru bagi penulis untuk mewujudkan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik dan berkesan bagi guru, yakni pembahasan terkait memahami bagaimana Experiental Learning sangat dibutuhkan dalam menumbuhkan iklim positif dalam proses belajar. Pengalaman ini menjadikan penulis sadar bahwa menjadi seorang guru bukanlah hal yang mudah untuk melakukan pengajaran, serta menciptakan iklim positif dalam proses pembelajaran baik di dalam ruang kelas teori maupun diluar ruang kelas. Profesi seorang guru seharusnya memiliki kompetensi Sosial Emosional, kemampuan menjadi guru yang independen; memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis, kreatif, dan reflektif, memiliki pemahaman kompetensi sosial emosional untuk mengolah emosi diri sendiri dan peserta didik.Â
Didasarkan pengalaman bermakna tersebut penulis berniat menciptakan serta mewujudkan suasana belajar yang bermakna, menyenangkan, dan berkesan bagi peserta didik dan guru, dengan melalui inovasi pembelajaran berbasis pelatihan; demonstrasi video praktik penjualan produk di media sosial dengan model Experiental Learning, untuk meningkatkan kompetensi Soft Selling dan Hard Selling bagi siswa SMK pada Konsentrasi Keahlian Bisnis Digital. Dalam inovasi pembelajaran ini, penulis bermaksud memberikan pengalaman langsung dalam proses pembelajaran peserta didik terkait mengimplementasikan teknik soft selling dan hard selling yang seimbang. Selain itu, melalui proses pembelajaran experiental learning ini dengan inovasi pembelajaran yang berbasis ruang lingkup rutin (waktu khusus di luar kegiatan akademik); pelatihan rutin demonstrasi video praktik penjualan produk di media sosial, peserta didik dapat meningkatkan kompetensi soft skills dan hard skills mereka, dan hal tersebut semestinya menjadi tanggung jawab sekolah menengah kejuaruan (SMK) untuk mempersiapkan lulusan yang mampu bersaing di dunia usaha dan dunia kerja.