TUHAN.. Aku rindu kepadaMU. Tapi aku belum ingin mati, TUHAN. Aku masih ingin bertemu dengannya, dengannya, dan dengannya. Dengan ia yang selalu hadir dalam mimpi-mimpiku setiap saat. Ia yang senantiasa hadir di bayangan secangkir coklat pekat hangat yang kuteguk saban pagi dan sore. Ia yang pertama kali menyapaku di halte itu. Ketika matahari menyengat panas seakan tak ingin kuĀ berada di sana untuk saat itu. Ia yang datang dengan segumpal senyuman yang memenuhi mulutnya, bibirnya. Senyum yang hanya untukku. Bukan untuk wanita lain yang menghiasi kehidupannya.
TUHAN.. Apa rasa ini salah? Apa rasa ini keliru?
Dimanakah ia berada, TUHAN?..
Aku merindukannya.
Ia yang mengenalkanku lebih dekat kepadaMU.
Ia yang bersamanya aku ingin menyempurnakan agamaku..
TUHAN.. Sedangkah ia mengingat diriku saat ini?
Tentunya ia mengingatMU.. Namun entah mengingatku pula atau tidak.
Rindu ini TUHAN..
Kucurahkan untukMU..
-_-