Bolehkah aku bertanya padamu?
Kenapa kepahitan saja yang kau beri sisa,
padahal keringat di punggung perkasa telah memanggulmu dari dataran tinggi atas sana?
Hai, kopi
Aku ingin sampaikan penasaranku padamu:
Kapan tumbukan biji hitammu yang seperti jelaga mau bermanis rasa?
Tak inginkah butiranmu berasa batang tebu yang digilingkan mesin-mesin di pabrik sana?
Hai, kopi!
Izinkan perasaanku berikan saran untukmu:
janganlah kau jujur-jujur saja,
pahit dan hitam katakan manis dan putih saja,
agar jangan jantung kami berdetak cepat tak tentu ketukannya
Atau,
lebih baik aku minum hoax saja?
Surabaya, 19 Juni 2019