"Jangan lupa ya...," jawab Pak Antok sambil tersenyum lalu kembali menjalankan sepeda motornya.
Adi hanya tersenyum.
Di depan rumah tanpa pagar Adi setengah berteriak memberi salam.
"Salam lekum..."
"Walaikum salam...," jawab Emaknya dari dalam.
"Mak, ini bunga untuk Emak. Ini kan hari Ibu."
"Wah terimakasih ya... Cantik sekali. Bunga apa ini?"
"Ga tahu bunga apa itu..."
"Metik di mana sih?"
"Di sekolah..." Jawab Adi sambil mengambil segelas air putih untuk menghilangkan dahaga.
"Aduuh, Adi jangan diulangi ya... nanti ditegur gurumu."
"Bukan aku kok yang metik."
"Terus siapa kok kamu yang bawa?"
"Pak Antok lalu diberikan padaku katanya disuruh memberikan ke Emak."
"Jadi ini pemberian Pak Antok?"
"Iyaa..."
Tiba-tiba saja kepala Warsiti, emaknya Adi terasa pusing. Lalu ia merebahkan diri di amben.
Di depan matanya tampak bayangan Antok, lelaki yang tak berani menyatakan cinta hingga akhirnya Warsiti menikah.