Kita diam.
Mungkin aku sudah terlalu banyak bicara padamu. Kau pun merasa sudah cukup banyak bicara.
Kucoba kali ini untuk datang lagi bukan sekedar menyapa. Tapi bicara.
Kau tetap seribu bahasa. Seperti padang belantara tengah malam tanpa bulan bintang. Dingin.
Kuketuk lembut pintu yang rapat tertutup kala pagi menyapa mentari. Tak kudengar suara di dalam sana. Apalagi suara kaki melangkah.
Aku pun harus pergi membawa tanda tanpa makna walau terdengar suara menyapa kala kaki sudah melangkah. Meninggalkan angan yang ingin kuraih di hari yang indah.