Sejak mereda dari letusan pada akhir 2010, Gunung Bromo boleh dikatakan tak pernah lagi diam. Selalu menggeliat mempesona siapa pun yang melihatnya. Geliat asap putih yang mengalir lembut dari kepundan bagaikan gerakan penari Tayub yang cantik, semampai, namun halus dalam menghibur masyarakat Suku Tengger dalam sebuah pesta rakyat. Bromo memang penari cantik dan lemah gemulai namun selalu rancak dalam ngigel mengikuti irama karawitan dan tetembangan sesuai permintaan para tamu. Gemulai.
KEMBALI KE ARTIKEL