Gonjang-ganjing makan bersama Gayus Tambunan dengan dua orang wanita di sebuah restoran memang membuat pikiranku sedikit burem. Antara percaya dan tidak, dan sebenarnya baru ngeh pada Selasa, 21 September 2015 jam sebelas malam yang lalu setelah ada email masuk. Email berisi foto Gayus Tambunan dan dua wanita tersebut tanpa diblur. Weladalah……! Tapi saya masih gak begitu peduli. Namun begitu berita di media elektronik dan sosial saya pun makin sedikit ngerti apa yang terjadi.
Masih diliputi rasa penasaran, tiga hari kemudian ada lagi sebuah email singkat dari Jogja dan saya pun berbalas email dengannya tanpa tau siapa dia.
“Mbah, gimana kabarnya masih suka nulis di Kompasiana dan juga gimana kabarnya Pakdhe Kartono?”
“Masih, tapi soal Pakdhe Kartono gak tau. Sudah tiga hari ini dia gak pernah nulis.”
“Wah, Beliau memang hebat dan pantas jadi panutan. Mbah, saya minta ijin memasang foto-foto Pakdhe Kartono dari Simbah dulu di bulletin fakultas kami ya…. Beliau sungguh menginspirasi kami.”