Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

WOW-nya Kedung Kayang

27 Maret 2014   15:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:24 108 0
Baru tahu bagaimana berharganya hari Sabtu dan Minggu itu mulai bulan Oktober ini. Sebelumnya sih bebas-bebas aja pilih hari dan pilih destinasi sesuka hati nggak peduli weekday maupun weekend. Kewajiban lah yang membuat demikian. Oleh karena itu di akhir pekan kedua bulan Oktober ini dirasa perlu untuk membebaskan diri dulu dari komputer kantor yang membuat mata sedikit pedih. Kalau saya sih dengan alam lah mata yang awalnya pedih bisa agak sedikit tersegarkan. Gunung??? ya gunung… Sebenarnya di lubuk hati yang terdalam ingin menyusuri jalan setapaknya bersama sahabat. Tapi karena suatu hal, keinginan itu perlu dipending dulu. Tetap sih, alam masih menjadi prioritas utama. Kali ini pilihan jatuh pada sebuah air terjun yang sebenarnya sudah lama saya kenal namun belum sekalipun sempat disambangi. Pernah sih lewat di gerbang masuknya saat mau nanjak Merapi beberapa bulan yang lalu tapi untuk benar-benar mencicipi segar airnya belum sempat terwujud. Air Terjun yang dimaksud adalah “Kedung Kayang”. Kayang? Apa hubungannya dengan salah satu gerakan yang mengingatkan saya pada satu gerakan senam lantai saat SMP dulu ya…??? Oke sabar, ada ceritanya kok… Dari ajakan Angga lah keinginan itu baru kesampaian. Tak terlalu jauh sebenarnya lokasi air terjun itu dari rumah saya. Jalannya sama arahnya kalau kita mau ke Ketep Pass, cuman agak jauh dikit. Dari gardu pandang Ketep perlu memacu kendaraan ke arah Selo-Boyolali. Setelah belokan ke kiri yang cukup nikung, perlu sekitar satu km saja kita bisa sampai di pintu masuk yang ada di kanan jalan. Kalau dari arah Kota Boyolali sendiri juga sama mudahnya untuk mencapainya, tinggal masuk saja di gerbang di samping RSUD Boyolali yang bertuliskan Solo Selo Boyolali (SOSEBO), tapi cukup jauh kalau kita pakai jalur satu ini ketimbang yang lewat Ketep Pass. Kedung Kayang sendiri merupakan sebuah air terjun setinggi sekitar 40-an meter yang terletak di alur Sungai Pabelan yang berasal dari dua gunung yaitu Merapi dan Merbabu pada ketinggian kira-kira 950 meter dari permukaan laut. Secara administratif terletak di perbatasan Kabupaten Magelang dan Boyolali, diantara Desa Wonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang dan Desa Klakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. penampakan si air terjun dari anak tangga Singkat cerita pagi itu kami berdua berangkat setelah sebelumnya kumpul di rumah saya di Getasan. Awalnya sih cuaca pagi itu terasa sangat bersahabat alias cerah pake banget, namun setelah masuk di kawasan Kabupaten Magelang barulah gumpalan awan kelam mulai menggelayut di langit Gunung Merbabu dan Merapi. Mendung sih tak masalah, tapi kami sangat berharap jangan sampai hujan turun. Tau sendiri lah, kami kan mau ke air terjun. Gimana jadinya kalau hujan turun dengan deras. Gak jadi seru kali ya.. Terlebih lagi sebelumnya saat browsing2 tentang air terjun yang ingin kami datangi tersebut, saya sempat menemukan artikel yang memberitakan dua orang kakak beradik mahasiswa UKSW Salatiga yang bernasib naas saat mengunjungi air terjun Kedung Kayang bertepatan saat hujan turun. Mereka berdua tewas. Huh, berita itu memang agak membuat saya gimana gitu. Tapi kami cuma bisa berdoa semoga kami selalu dalam lindungan-Nya. Hore banget saat kami sudah melewati pintu gerbang Ketep Pass, cahaya matahari mulai bersahabat kembali sehingga saat kami sampai di loket Kedung Kayang malah jadinya terik banget. Langkah kami dimulai setelah tiket Rp 4.000,- untuk satu orang telah dikantongi. Menyusuri jalan berpaving tak begitu lebar diselingi warung-warung kecil yang menjajakan makanan dan minuman ringan, kami sempat pikir-pikir sejenak saat sampai di ujung jalan dengan percabangan. Ke kiri menuju atas air terjun sedangkan ke kanannya mengarah ke bawahnya dan satu spot menarik lain yaitu terowongan. Kami memutuskan untuk menjajal yang biasa dulu yaitu ke bawah air terjunnya, barulah setelahnya kami akan mencoba yang dari atas. Seperti biasa kalau kita ke air terjun pastilah harus trekking-trekking dulu seperti kalau ke air terjun Kali Pancur, Sekar Langit, Seloprojo, Curug KembarBolodewo, Grenjengan Kembar dan yang lainnya. Dengan kata lain nggak langsung sampai di air terjunnya secara serta merta. Nggak wow lah kalau tiba-tiba langsung sampai aja.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun