Berbicara mengenai realitas, mungkin kita perlu kembali ke termiologi para ahli sosiologi yang mendefinisikan realitas.
Peter L. Berger serta Thomas Luckmann mendefinisikan realitas sebagai "hasil dari konstruksi masyarakat yang terbentuk secara sosial (Poloma, 1979: 299)". Atau mungkin kita bisa berkaca dari Dramaturgi Goffman bahwa realitas itu pada dasarnya adalah "rutinitas yang berasal dari seni bermain peran kita, yang menampilkan dua sisi panggung yang berbeda sehingga menimbulkan kenyataan atau tafsir yang berbeda pula". Kita bisa bertingkah menjadi dokter yang baik, murah senyum, karena memang realitasnya adalah demikian. Atau mungkin kita bisa bertingkah menjadi seorang artis yang dituntut selalu sempurna di depan publik karena memang demikianlah realitasnya.