Suatu sore pada bulan Desember 2016, aku menuruni anak tangga asrama dengan wajah yang masih gembira. Baru saja, di lantai dua, aku bercengkrama dengan teman-teman asrama. Berbicara seadanya, tak peduli apa topiknya. Beban pikiran entah kami tinggalkan di mana. Apalagi perasaan, sepertinya selalu lupa kami bawa saat berkumpul bersama. Penuh tawa. Tanpa ada seorangpun yang merasa terluka.
KEMBALI KE ARTIKEL