Mohon tunggu...
KOMENTAR
Fiksiana

Buku Bersampul Debu

20 Juli 2015   03:29 Diperbarui: 20 Juli 2015   03:29 300 1
Sebuah gubuk tua berdiri tak begitu angkuh di dekat sungai kecil di suatu desa. Rimbun pepohonan tumbuh menjulang mulai dari bibir sungai hingga melangkahi pekarangan rumah kecil itu. Oksigen segar yang keluar dari mulut dedaunan pohon dan rumput liar sejak terbit hingga tenggelamnya sang surya tak henti tersebar ke lingkungan bahkan menjangkau setiap sudut ruangan. Mereka; pepohonan, nyata terasa wujud pengayomannya. Para tupai pun masih begitu bebas hidup di sana. Melompat dari pohon satu ke pohon lainnya tanpa kedapatan terjatuh sama sekali. Suara khas burung pelatuk sesekali terdengar di telinga, dan tak sulit untuk menemukannya sedang mengikis kayu kering untuk dijadikan sumber energinya. Batu-batu hitam penyusun jalan masih banyak yang tampak tajam karena memang jarang kendaraan berlalu-lalang. Jalan itu membentang tepat di depan pekarangan. Mulai dari depan rumah, jalan mulai menurun tajam lalu menghubungkan dengan desa di seberang sungai. Tepat di bawah sana, jalanan begitu pekat gelapnya saat malam hari.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun