Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story

Pulau Bangkurung dan Tragedy of the Commons

15 September 2011   15:33 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:56 929 0
[caption id="attachment_135127" align="aligncenter" width="357" caption="Desa Kalupapi di Pulau Bangkurung"][/caption]

“ Nama saya Ibrahim, tenaga honorer, hanya lulusan SMA tetapi saya mengajar Matematika di SMP dan beberapa SD di Pulau Bangkurung. Sebagai penambah penghasilan, saya juga menjadi tukang kayu dari rumah ke rumah sehingga hampir semua orang di pulau Bangkurung kenal dengan saya” Kata Ibrahim

Itulah awal perkenalan saya dengan seseorang yang kemudian akan menjadi ‘guide’ saya di pulau Bangkurung. Kami berkenalan di atas sebuah kapal kecil (bodi) dalam perjalanandari pulau Banggai menuju ke pulau Bangkurung. Perjalanan dari Banggai ke Bangkurung memakan waktu sekitar 4-5 jam. Kota Banggai memiliki dermaga pelabuhan terbesar di kabupaten ini dan menjadidermaga penghubung (hub-port) dengan dermaga kecil lainnya yang ada di kabupaten yang wilayahnya terdiri atas pulau-pulau ini (342 pulau). Berbagai ukuran alat transportasi laut dapat berlabuh di pelabuhan Banggai, mulai dari kapal berukuran besar yang dioperasikan oleh PT. Pelni sampai kapal angkutan kecil (bodi batang) terbuat dari kayu yang dapat memuat sekitar 10 orang penumpang.

Tepat pukul 10 pagi, kapal kami meninggalkan pelabuhan Banggai. Selama perjalanan saya berusaha mendapatkan informasi tentang pulau Bangkurung dari pak Ibrahim, kenalan baru saya. Maklum ini pertama kalinya saya ke pulau ini. Kami bercerita dengan nada suara yang tinggi, sambil sesekali mencondongkan badan ke lawan bicara berusaha menangkap setiap kata2 yang keluar diantara bising suara mesin kapal. Beruntung sekali saya bertemu orang yang cukup terkenal di bangkurung ini, karena ternyata rencana awal saya keliru. Menurut beliau saya tidak perlu ke desa Lantibung yang merupakan ibukota kecamatan, karena seluruh sasaran dari tugas kantor saya ada di desa Kalupapi. Pukul 15 sore, kapal tiba di dermaga desa Kalupapi. Pak Ibrahim yang sebelumnya hendak meneruskan perjalanannya ke Lantibung, akhirnya turun juga di desa ini demi menemani saya terlebih dahulu.

Desa Kalupapi merupakan salah satu desa yang ada di pulau Bangkurung. Rumah-rumah penduduknya sebagian besar berdiri di atas tanah hasil urug (reklamasi pantai) yang mengelilingi sebuah teluk kecil. Adapula rumah penduduk yang berdiri pada tiang-tiang di atas air laut, layaknya rumah sebagian besar suku bajo. Penduduknya termasuk multi etnik dimana sebagian besarnya merupakan suku asli Banggai, Bajo, dan Bugis.Mata pencaharian utama penduduk adalah nelayan, disamping adapula yang memiliki kebun terutama kopra. Migrasi penduduk dari dan ke pulau ini setiap hari dilayani oleh sebuah kapal (bodi) kecil. Pasar hanya ada seminggu sekali yaitu setiap hari rabu, saat itulah pedagang-pedagang dari luar pulau yang sebagian besar orang bugis datang menggelar dagangannya di desa ini.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun