Selain itu, miskonsepsi juga sering terjadi terkait komunikasi dan hubungan antarpribadi di lingkungan kerja. Misalnya, terjadi kesalahpahaman antara atasan dan bawahan tentang tujuan proyek, arahan kerja, atau harapan yang diungkapkan. Selain itu, miskonsepsi tentang motivasi dan niat seseorang juga dapat memengaruhi dinamika tim dan hubungan kerja.
Selain itu, persepsi yang salah tentang budaya kerja dan nilai perusahaan juga merupakan sumber miskonsepsi yang sering terjadi. Beberapa karyawan mungkin tidak sepenuhnya memahami nilai-nilai perusahaan atau harapan manajemen terhadap budaya kerja yang diinginkan. Hal ini dapat mengakibatkan ketegangan antara karyawan dan manajemen, serta berkontribusi pada ketidakpuasan kerja dan tingkat keengganan dalam beradaptasi dengan perubahan.
Miskonsepsi juga dapat timbul terkait dengan kinerja dan penilaian karyawan. Karyawan mungkin memiliki persepsi yang tidak akurat tentang bagaimana kinerja mereka dievaluasi atau tentang seberapa jelas kriteria yang digunakan dalam proses penilaian.
Penting bagi organisasi untuk mengidentifikasi dan mengatasi miskonsepsi ini melalui komunikasi yang jelas, pelatihan yang tepat, dan budaya kerja yang terbuka. Memperbaiki miskonsepsi dapat meningkatkan kepuasan kerja, produktivitas, dan kolaborasi di tempat kerja, serta memperkuat hubungan antara karyawan dan perusahaan.