Imperialisme Eropa di Asia seringkali dimotivasi oleh keinginan untuk menguasai sumber daya alam, mengembangkan jalur perdagangan, dan memperluas kekuasaan politik. Selama periode ini, kolonisator Eropa mendirikan koloni, memanfaatkan tenaga kerja lokal, dan mengambil alih kontrol atas sektor ekonomi yang kritis. Pemerintahan kolonial seringkali melibatkan eksploitasi sumber daya alam tanpa memperhatikan kepentingan lokal, sehingga merugikan ekonomi dan kehidupan masyarakat setempat.
Selain dampak ekonomi, penjajahan juga menciptakan ketidaksetaraan sosial dan politik di banyak negara Asia. Pemisahan kelas dan ras, pembatasan hak politik, serta pemerasan pajak yang memberatkan menjadi ciri khas dari rezim kolonial. Perlawanan terhadap penjajahan tumbuh menjadi gerakan kemerdekaan di berbagai negara Asia pada pertengahan abad ke-20, yang pada akhirnya menghasilkan kemerdekaan bagi sejumlah besar negara.
Meskipun penjajahan telah berakhir secara resmi di sebagian besar negara Asia, warisan sejarah ini masih terasa dalam bentuk perubahan budaya, politik, dan sosial yang telah mengukir jejak dalam perkembangan dan identitas bangsa-bangsa tersebut. Sejarah penjajahan mengingatkan kita akan pentingnya memahami masa lalu untuk membentuk masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan.