1. Asal Usul di Cina:
Tahu diyakini pertama kali dibuat di Cina pada zaman Dinasti Han (sekitar abad ke-2 SM). Menurut legenda, tahu pertama kali ditemukan oleh seorang pekerja yang secara tidak sengaja mencampur air laut dengan kedelai dan membuat campuran itu menggumpal menjadi tahu. Proses pembuatan tahu kemudian disempurnakan seiring berjalannya waktu dan menjadi bagian penting dari masakan Cina.
2. Penyebaran ke Asia Tenggara:
Tahu kemudian menyebar ke negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina melalui perdagangan dan kontak budaya. Di Indonesia, tahu menjadi bagian penting dari masakan tradisional dan telah berkembang menjadi berbagai varian lokal dengan rasa dan tekstur yang berbeda.
3. Perkembangan di Asia Tenggara:
Di Indonesia, tahu telah menjadi bahan makanan pokok yang digunakan dalam berbagai hidangan. Seiring dengan masuknya agama Islam ke Indonesia, tahu menjadi alternatif protein nabati yang populer bagi masyarakat yang mempraktikkan diet halal. Proses produksi tahu juga berkembang pesat, dengan teknologi pembuatan yang semakin modern dan efisien.
4. Penerimaan Global:
Seiring dengan meningkatnya minat terhadap makanan nabati dan diet vegetarian, tahu telah mendapatkan penerimaan global. Kini, tahu dapat ditemukan di berbagai masakan internasional di luar wilayah Asia Tenggara.
Dalam perkembangannya, tahu telah bertransformasi menjadi berbagai varian, termasuk tahu organik, tahu kedelai hitam, dan tahu protein tinggi, untuk memenuhi permintaan konsumen yang semakin beragam. Meskipun tidak ada data pasti tentang sejarah tepatnya, tahu tetap menjadi produk makanan yang penting dan memiliki pengaruh besar dalam kebudayaan dan kuliner di berbagai negara di Asia dan di seluruh dunia.