Di tempat itu tampak kamu sedang duduk diam, sangat fokus dengan sebuah buku di tangan. Aku ingin mendekat padamu, mencairkan kaku kita yang telah lama tak bersapa. Tapi, aku tahu tentang payahku dengan kata pertama dan tak pernah pintar mencari bahan cerita. Maka maaf disini aku masih diam sendiri, mentapmu lamat-lamat dari teropong yang kumiliki. Ya, aku hanya bisa mengintipmu dari jauh, dari sebuah titik yang tak mungkin kamu bayangkan jika aku ada disitu.