Sepeda siapa ini? Begitu reyot hingga kaki-kakinya pun diikat lakban Sebilah bambu pendek digunakannya supaya bisa berdiri tegak Berapa harga seluruh barang dagangan ini? You name it, bray. Suatu Ashar, di halaman masjid Nurul Iman Aku menunggu. Jamaah sholat Ashar sudah usai sejak tadi. Satu per satu orang meninggalkan masjid. Namun sepeda tua ini belum juga dihampiri pemiliknya. Aku penasaran, dan terus menunggu. Siapa pemiliknya? Ah rupanya beliau pemiliknya. Berjalan perlahan, tertatih, satu demi satu. Benar-benar tertatih dan sangat perlahan. Aku ngga habis pikir bagaimana lelaki tua renta yang berjalannya pun susah seperti itu bisa mengayuh sepedanya menjajakan barang dagangan? Tapi Masyaa Allah, beliau tidak meninggalkan shalat Ashar berjamaahnya. Beliau sudah tua sekali. Terlalu tua untuk tetap turun ke jalan berjualan. Kemana ya anak-anaknya? Ternyata beliau punya 'baju bekerja' dan 'baju sholat' yang berbeda. Itu sebab tadi aku menunggu agak lama, karena beliau harus ganti baju dulu (selain memang jalannya yang pelan sekali). Lalu bagaimana dengan kita? Dari 'Abdullah bin 'Umar, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Orang yang kehilangan shalat 'Ashar (dengan berjama'ah) seperti orang yang kehilangan keluarga dan hartanya." (HR Bukhari, yang juga diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Daud, At Tirmidzi, An Nasa'i, Ibnu Majah, Imam Ahmad, Imam Malik dan Ad Darimi, dengan lafadz dan sanad yang berbeda) Allah Ta'ala berfirman,
“Jagalah shalat-shalat(mu) dan shalat wustha, dan berdirilah untuk Allah dalam keadaan khusyu’.” (QS. Al-Baqarah:238)
KEMBALI KE ARTIKEL