Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Kelembutan: Kekuatan yang Tak Terpatahkan

10 Maret 2011   08:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:54 279 2
Madinah, empat belas abad silam, seorang lelaki setiap pagi pergi menemui seorang pengemis yahudi tua renta dan lumpuh serta buta kedua matanya. Pengemis itu sangat membenci Muhammad SAW, ia juga membenci Islam. Tiap hari ia mencaci-maki Rasulullah SAW. Memuntahkan kebenciannya kepada Nabi yang datang dari bangsa Arab, bukan bangsa Yahudi. Tapi dengan lembut, lelaki ini memberikan suap demi suap makanan kepada mulut sang pengemis tua itu. Dan setiap kali suapan itu pula, sang pengemis berkata "bunuh Muhammad... bunuh Muhammad" dan berbagai cacian yang terus keluar dari mulutnya. Namun si Lelaki ini tetap saja dengan lembut memasukan makanan sesuap demi sesuap ke dalam mulut pengemis tua tersebut. Hingga suatu ketika si lelaki tersebut, tidak lagi datang menyuapi. Hari itu, Abu Bakar Ash Shidiq menggantikan perannya. Suap demi suap makanan di masukkan ke dalam mulut si pengemis. "Siapa kau?" pengemis itu terkejut "Engkau pasti bukan orang yang biasa menyuapiku. Orang itu lebih lembut daripada kau" lanjutnya. Abu Bakar menjawab dengan bertanya, "Engkau tahu siapa yang biasa menyuapimu?" Abu Bakar melanjutkan perkataannya. "Dialah Muhammad, Rasulullah. Kini beliau telah wafat. Maka aku datang menggantikan beliau."Terhenyaklah si pengemis Yahudi itu. Ia terkejut bukan main. Serta merta ia menangis. Air matanya deras mengalir di pipinya. Beberapa saat kemudian, dia pun menyatakan dirinya masuk Islam.

MENANG TANPA PERLAWANAN

Penggalan kisah di atas menginsyafkan bahwa untuk mengatasi lawan tanpa harus mengadakan perlawanan. Bagaimana memenangkan sebuah pertempuran tanpa perkelahian. Dan itulah yang dinamakan kelembutan. Ada yang mengatakan bahwa lemah lembut tapi benarkah yang lembut itu lemah ??? Tidak !!! Sejarah mencatat bahwa memenangkan hati, tidak bisa dilakukan dengan hujjah dan argumen walau argumen itu sangat cerdas. Ingat manusia memiliki kecenderungan untuk defense ( mempertahankan diri ) dari serangan apapun termasuk serangan secara psikis. Seperti Musa yang beradu debat dengan Fir'aun meski logika nya benar dengan argumentasi yang kuat, tapi tetap saja tidak mampu membuat Fir'aun beriman atau Ibrahim dengan Namrud dan pengikutnya. Tapi sejarah dengan shahih mencatat islamnya Umar dan islamnya pengemis yahudi buta, renta dan lumpuh tanpa perlawanan, tanpa perdebatan, secara ikhlas bersyahadat. Itulah yang kita sebut KELEMBUTAN, sebuah kekuatan tersembunyi yang tidak terpatahkan. Manusia memiliki kecenderungan defense atau mempertahankan diri bila mendapatkan serangan psikis. Maka dalam mendidik, men tarbiyah memiliki kaidah-kaidah berupa mengikat hati sebelum menjelaskan, membesarkan hati sebelum memberi ancaman, dan mendidik bukan menelanjangi. Konsep-konsep inilah dibuat karena manusia sangat menyukai bila diperlakukan secara hormat dan dihargai. Ingat hierarchy needs theory Abraham Maslow, kebutuhan yang ke empat pada setiap manusia adalah kebutuhan untuk di hargai (Self Esteem need ). Maka seorang pelaku dakwah, dalam melaksanakan tugasnya haruslah mampu memberikan penghargaan terhadap adho' atau objek dakwahnya. Pemberian penghargan yang tulus inilah yang kita sebut dengan kelembutan, memuliakannya sebagai mana seorang manusia. Tentunya memuliakan berdasarkan aturan dan syariat yang berlaku.


"Maka disebabkan atas rahmat Allah lah, kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap kasar lagi berhati keras, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu."( QS. Ali imran : 159 )


KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun