Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Gaya Kepimpinan Mereka Menentukan Indonesia, Jokowi dan Prabowo

13 Juni 2014   20:29 Diperbarui: 20 Juni 2015   03:53 234 0

Untuk beberapa orang menjatuhkan pilihan untuk presiden indonesia yang akan datang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu pertimbangan yang cukup lama Karena merasa pilihan kita akan mempengaruhi hajat hidup 250 juta rakyat indonesia. Ditambah Informasi – informasi yang tersebar di media sudah sangat tidak berimbang. banyak media yang terpolitisasi, Informasi yang menjatuhkan salah satu calon, kampanye hitam yang menjurus ke arah fitnah dan opini tanpa bukti. Semua informasi itu semakin mempersulit kita dalam menentukan pilihan, dan sangat tidak mungkin apabila kita harus melakukan cek dan ricek satu persatu terhidap informasi ataupun berita yang kita dapat.

Namun, ada satu hal paling mendasar yang bisa jadi penilaian kita terhadap salah satu calon yang tak terpengaruh oleh pemberitaan-pemberitaan yang validitasnya dipertanyakan itu. yaitu sifat dan kepribadiannya, terlepas dari siapa berkoalisi dengan siapa atau siapa ditunggangi oleh siapa. Sifat dan kepribadian adalah instrumentpaling murni dari individu yang akan termanifestasi pada gaya kepemimpinannya kelak.

Dalam memilih presiden yang baru, Sebagian besar masyarakat cenderung mencari antithesa dari gaya kepemimpinan presiden sebelumnya yang cenderung untuk mengalah, cenderung memilih melakukan berkompromi dan membuat konsensus, dan tidak ingin terlihat otoriter. Serta sangat formalitas dan prosedural. Atau masyarakat awam menilai bahwa presiden sebelumnya lambat mengambil keputusan dan tindakan, terlalu berhati hati, kaku, kurang dekat dengan rakyatdengan eklusifitas dirinya yang tinggi. Beruntungnya, sifat dan kepribadian kedua calon presiden kita adalah antithesa dari presiden sebelumnya namun sangat berbeda satu sama lain.

Jokowi, gaya kepemimpinannya akan cenderung ke ‘servant leadership’ yaitu menekankan pendekatan holistik kepada pekerjaan, kepekaan terhadap kepentingan masyarakat, dan pembagian kekuasaan (robert K. Greenleaf, 1970). Dia mampu membangun pola komunikasi dan pembagian tugas yang baik antara pusat dan daerah, hal ini penting mengingat sistem pemerintahan indonesia adalah desentralisasi. Karena kepribadian Jokowi yang sederhana, dia akan mampu merebut hati rakyat dan membuat rakyat selalu berpositif thinking terhadap setiap kebijakan yang dibuat, sehingga rakyat berfikir apa yang dilakukannya demi rakyat. Maka sikap rakyat ke Jokowi, apabila menjadi presiden indonesia, bukan menghormati tapi menghargai dan mensejajarkan dengan ‘Kita’. Secara singkat Jokowi akan menyeleseikan masalah sosial indonesia dengan baik dan mendapat ‘trust’ dari masyarakat.

Namun Sebagai kepala negara tugas presiden lebih dari menyeleseikan masalah internal indonesia. Presiden adalah simbol resmi negara Indonesia di mata dunia. Presiden harus mampu menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain (dengan persetujuan DPR). Seorang kepala negara harus mampu mengenalkan kelebihan indonesia di mata dunia, kemampuan komunikasi yang baik adalah hal vital yang harus dimiliki seorang presiden, seorang presiden harus mampu berkomunikasi dengan baik, mampu melakukan lobi-lobi dengan negara lain demi kepentingan politik, ekonomi dan kedaulatan indonesia. Harus bisa melakukan diplomasi dan orasi yang apik diatas panggung dunia.

Dilihat dari sifat dan kepribadiannya hanya Prabowo lah yang potensial untuk melakukan semua tugas tersebut. Kemampuan komunikasi, sikap, kecerdasan, dan rasa nasionalisme yang kuat yang dimiliki Prabowo akan mampu mensejajarkan indonesia dengan pemimpin-pemimpin dunia, Prabowo-lah yang paling potensial menjaga kedaulatan indonesia, kemandirian energi, menjaga aset indonesia dari bangsa asing, melepaskan sumber daya alam indonesia dari belenggu bangsa asing dan intervensi-intervensi negara barat. Maka Prabowo sebagai simbol negara indonesia akan membuat indonesia diperhitungkan dimata dunia.

Di sisi lain, potensi gaya kepemimpinan yang otoriter ada di Prabowo. Prabowo belum terbukti mampu menyeleseikan masalah sosial indonesia dan membangun pola birokrasi yang baik. Prabowo mungkin tidak bisa merebut kepercayaan rakyat pada setiap kebijakan yang di buat. Jika Jokowi mendapat simpat masyarakat karena langsung turun tangan ketika bekerja, maka Prabowo akan menggerakan para pekerja melalu gaya bicaranya.

Well, Kita memang tidak bisa mengharap pemimpin yang sempurna, tapi setidaknya kita bisa memlih pemimpin yang sesuai dengan harapan kita –ke arah mana bangsa ini lima tahun kedepan-. INDONESIA BANGKIT atau INDONESIA HEBAT?.

Vivat Indonesia.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun