DPR dipilih oleh rakyat. Secara harfiah, merekalah wakil kita dalam menyalurkan aspirasi. Tetapi pasca “head to head” pilpres 2014, DPR tidak lagi mau mendengar rakyatnya. Mereka tunduk dan patuh terhadap partai dengan motif ingin menguasai negeri?. Suara-suara rakyat bukan lagi menjadi bagian “komoditas” dalam gedung parlemen. Namun, parpol koalisi bertendensi “dominasi” NKRI menjadi taruhan nurani mereka agar “komoditas” parpol mereka terbeli.