Setiap rongga pada hurufnya adalah sepi
Aku adalah manusia yang menolak lupa
Sebab matamu sempat berbicara
Pupil membesar sebab cahaya terlalu terang
Padahal waktu itu adalah temaram
Lensa matamu sibuk mengatur cahaya
Kala itu aku memang memperhatikannya
Iris yang terlalu sempurna
Aku rasa Tuhan tak pernah salah menciptakan makhlukNya
Sempat aku melirik telingamu
Daunnya memerah sedikit semu
Kita sempat diam menolak bersuara
Tapi gendang telingamu menolak diam bekerja
Sibuk sekali mencari celah menungguku berbicara
Lidah yang sewaktu itu kelu
Kaku dan beku dibalut rindu
Rumit dan banyak yang ingin aku ceritakan
Nyatanya aku terlalu berantakan
Hidungku bekerja dengan bahagianya
Berselancar menjelajahi wangimu yang tidak ada bedanya
Tanganku begerak meraba setiap inci dari wajahmu
Apa yang beda darimu?
Mungkin kulit yang mengeriput
Mata yang semakin sayu
Tapi tak apa
Toh, Tuhan sengaja menciptakanmu dengan segala kekurangan agar kita bisa saling melengkapinya?