Luka bakar diobati dengan ramuan khusus
Jepara – Ada hal yang unik dalam kaitan pelaksanaan perang obor di desa Tegal Sambi kecamatan tahunan kabupaten Jepara yaitu jika ada korban terluka bakar akibat percikan api baik pemain ataupun penonton tidak perlu dibawa ke klinik atau rumah sakit. Lalu disembuhkan pakai apa ? ya sejak dahulu sampai sekarang jika perang obor digelar ibu petinggi membuat ramuan khusus yang berupa minyak kelapa murni buatan sendiri yang dipadukan dengan bunga layu yang dido’akan yang diambil dari Pundhen desa setempat. Setiap malam Jum’at warga datang membawa bunga ke pundhen yang kemudian didoakan bersama-sama , selanjutnya bunga layu tersebut dikumpulkan yang selanjutnya diramu dengan minyak kelapa murni. Obat yang berujud cair itu cara pengobatannya hanyalah dioles-oleskan pada tempat luka bakar , beberapa hari kemudian luka itu mongering kemudian sembuh tidak membekas sama sekali. “ Ya obatnya ya hanya ini , luka yang terbakar hanya dioles-oles dengan ramuan ini ditunggu beberapa hari nanti sembuh dengan sendirinya . Oleh karena itu jika ada penonton yang terpercik api dan menimbulkan luka bisa diobati disini jangan dibawa ke dokter nanti lama sembuhnya “, ujar Slamet (43) perangkat desa Tegalsambi sambil menunjukkan cara mengobati luka yang terbakar akibat perang obor. Ibu Petinggi desa Tegalsambi Sementara itu Ibu Nur Kholilah istri petinggi desa Tegal Sambi mengatakan , sehari sebelum berlangsungnya perang obor dia telah menyiapkan ubo rampe untuk membuat obat khusus luka bakar. Minyak kelapa harus asli yaitu membuat sendiri dari kelapa kemudian diparut diambil santannya dan di masak hingga menjadi minyak kelapa yang bening dan bersih. Setelah itu minyak kelapa di campur dengan bunga layu yang diambil setiap malam Jum’at dari pundhen atau makam keramat leluhur desa Tegalsambi. Ramuan itupun dicampur dan dimasukkan dalam wadah khusus yang jika ditakar kurang lebih dua liter sehingga membentuk adonan. Pemain perang atau penonton yang malam itu terkena api sehingga menimbulkan luka dapat mengobati sendiri dengan mengoles-oleskan minyak tersebut ke luka bakar . Selain itu mereka juga bisa membawa obat itu ke rumah untuk persiapan pengobatan selanjutnya. “ Kalau tidak salah hitung saya membuat ramuan ini sudah lima kali , semenjak saya menjadi ibu petinggi setiap ada perang obor pasti saya mempersiapkan obatnya karena itu merupakan kewajiban saya . Ibu-ibu petinggi yang dulu juga melakukan hal yang sama dengan saya. Ramuan yang tersisa malam ini saya simpan karena kadang-kadang ada warga yang minta obat luka bakar pada hari lainnya”, ujar Ibu Nurkholilah sambil mengobati anak yang terkena api perang obor malam itu. korban perang obor diobati Hal sama juga diungkapkan oleh Dimyati (36) pemain perang obor Tegalsambi , meski harus bermain api dan juga terkena api dia merasa tidak gentar dan takut , sehingga setiap ada gelaran perang obor dia pasti ikut berperang. Dia yakin dengan ikut pesta obor ini selain sebagai perwujudan nguri-nguri tradisi juga sebagai wujud kerukunan antar warga desa , oleh karena itu dengan semangat yang tinggi ia bertempur dengan obor meski yang dihantam adalah temannya sendiri. Jika ada tubuh yang terluka iapun mengobatinya dengan ramuan khusus buatan ibu petinggi. “ Saya yakin dalam ramuan itu ada kekuatan khusus sehingga para pemain atau penonton yang terkena luka bakar dapat sembuh dengan cepat tanpa diobati secara medis “, kata Dimyati. (FM)
KEMBALI KE ARTIKEL