Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

Sepeda Motor, Istri Keduaku

28 Mei 2010   13:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:54 173 0
Sepeda motor bagi Harun Arrosyid (30) warga desa Gerdu kecamatan Pecangaan Kabupaten Jepara merupakan istri keduanya , karena setiap harinya dia tidak bisa lepas dari kendaraan roda dua berbahan bakar bensin ini . Sehabis sholat subuh seperti biasanya dia dengan naik sepeda motor menuju pasar ikan desa tetangga untuk membeli ikan untuk campuran makanan ternak bebeknya. Satu jam kemudian dia kembali dari pasar dia mengolah ikan sebagai pakan bebek dan dicampur dengan dedak dan bahan lainnya agar ternak bebeknya gampang bertelur. Sekitar Jam tujuh pagi habis mandi dan berpakaian rapi iapun berangkat ke kantor dengan naik sepeda motor kesayangannya kembali menuju kantornya yang berjarak kurang lebih 7 kilometer. Sampai di kantor iapun mengambil tugas dari managernya untuk tugas luar menarik angsuran dari para nasabahnya yang tersebar diberbagai penjuru. “ Ya tugas saya memang tenaga lapangan sehingga setiap hari pegangan saya ya sepeda motor ini , sehingga jika dihitung saya megang istri dengan sepeda motor ini banyakan megang sepeda motor . Jika diibaratkan seperti istri ya sepeda motor ini istri kedua saya “ ujar Harun Arrosyid karyawan bagian lapangan Koperasi “ Margi Rahayu “ desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak . Selanjutnya Harun yang telah bekerja hampir enam tahun ini mengemukakan, Sepeda motor adalah alat tranportasi yang cukup penting baginya , dengan kondisi nasabah yang bertempat tinggal dipedesaan naik sepeda motor lebih praktis dan ekonomis. Dengan naik sepeda motor dia bisa masuk gang-gang kecil dan sempit itu tidak dapat dilakukan jika menagihnya menggunakan mobil . Oleh karena itu setiap hari dia pasti mengendarai sepeda motor ini , yang jika dihitung setiap harinya lebih dari 50 km ia jalani. Meskipun kadang kala ia merasa jenuh namun karena itu merupakan pekerjaan pokoknya , meskipun berat ia tetap jalani. Sehingga karena sayangnya dengan kendaraan sepeda motor ini , dalam jangka 6 tahunan ia telah berganti sepeda motor 5 kali. Selama itupun banyak suka dan duka ia jalani ketika mengendarai sepeda motor ini , gigi atasnya rontok dua buahpun karena kecelakaan mengendarai sepeda motor. Ceritanya habis magrib setelah mengikuti pelatihan sebuah MLM dia memacu kendaraan dengan cepatnya untuk mendatangi downline yang akan di prospeknya untuk menjadi anggota . Karena terlalu semangat dan mengingat apa yang dikatakan upline untuk dapat menggaet downline maka ramainya jalan raya tidak ia hiraukan , sehingga ketika akan berbelok dia lupa menyalakan rating dalam kecepatan tinggi ia diseruduk sepeda motor lain dari belakang , dia dan penyeruduk sama sama jatuh terkapar di tengah jalan . Untung jalan raya dalam keadaan agak sepi dari kendaraan besar , sehingga iapun selamat dan dibawa ke klinik yang kebetulan dekat dengan TKP ia jatuh . Untungnya lagi kejadian itu tidak diketahui oleh polisi , sehingga kejadian tersebut akhirnya diselesaikan dengan cara damai , karena keduanya pun babak belur dan harus masuk klinik. “ Ketika jatuh saya setengah sadar setengah tidak , wajah saya penuh dengan darah dari hidung saya gigi terasa ngilu semua . Ketika sudah sadar baru saya ketahui tulang hidung saya retak dan dua gigi saya copot . Itulah kenangan terburuk saya naik sepeda motor , sejak itu saya berhati-hati betul naik sepeda motor ini . Apapun yang terjadi setiap hari saya pasti mengendari kendaraan roda dua ini “ , tutur Harun lagi. Ketiak ditanya rencana pemerintah untuk memberlakukan BBM Non Subsidi pada kendaraan roda dua ini dia orang nomor satu yang paling keberatan ,karena setiap harinya dia minimal mengkonsumsi 2 liter bensin untuk kendaraan kesayangannya . Jika harus membeli Bensin dengan harga yang lebih mahal ini dapat mengakibatkan pengurangan penghasilannya , dikarenakan setiap hari dia harus mengeluarkan biaya tambahan untuk beli bensin . Sebagai contoh saat ini dia rata-rata mengeluarkan Rp 10.000,- untuk beli bensin , jika nanti naik 5.000,- maka setiap bulannya penghasilannya akan berkurang sekitar Rp 150.000,- ini cukup memberatkan baginya. Oleh karena itu dia menghimbau pada pemerintah agar meninjau ulang kebijakan tersebut , jika dilaksanakan akan memberatkan orang-orang seperti dirinya yang setiap hari bergelut dengan sepeda motor. “ Gaji udah kecil masih ditambah lagi beban BBM yang mahal , sehingga hal ini akan mengurangi penghasilan harian saya . Apalagi jika ada kabar BBM naik harga apa-apa ikut naik , lalu gimana nasib kami ini tidak tambah baik tapi makin susah saja “ terang Harun lagi Memang serba sulit jika betul-betul pemerintah akan menerapkan BBM non subsidi untuk kendaraan roda dua ataupun jumlahnya dibatasi . Hal ini akan membuat kesulitan pengusaha kecil, karyawan rendahan, buruh yang mengoperasikan kendaraan roda dua . Sehingga hal itu perlu ditinjau kembali kebijakan tersebut , jika dilaksanakan tentunya harus ada substitusi dalam bentuk lain yang tidak merugikan rakyat kecil. (FM) Fatkhul Muin Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.For-Mass.Blogspot.com)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun