Di desa Kedungkarang kecamatan Wedung Kabupaten Demak ada grup Rebana yang beranggotakan remaja-remaja masjid , selain berkiprah di desanya sendiri grup ini juga sering diundang untuk memeriahkan berbagai macam event diluar desa . Diantaranya memeriahkan acara pengajian, sunatan, melekan bayi sampai dengan mengiring temanten. Grup rebana yang telah berumur 4 tahun ini tetap eksis dalam rangka melestarikan seni budaya Islam dan juga dalam rangka dakwah kepada masyarakat dengan cara membudayakan sholawat dikalangan masyarakat banyak. Dengan semakin globalnya dunia maka kebudayaan dari luar akan masuk , kalau tidak ada yang melestarikan seni rebana ini akan punah di bumi Indonesia. Oleh karena itu meskipun harus mengeluarkan modaluntuk membeli peralatan maka grup rebana yang bermarkas di Masjid Jami’ An-Nur desa Kedungkarang ini bisa berjalan sampai sekarang.
“ Alhamdulillah grup rebana yang kami rintis 4 tahunan ini tetap berjalan sampai sekarang , karena banyak grup rebana lain desa yang prei karena kesulitan perawatan peralatan dan juga kehabisan anggota karena kesibukan lain. Namun grup kami tetap berjalan malahan kami bagi 2 kelompok jika ada panggilan bersamaan bisa berjalan semua satu grup minimal 10 orang setiap tampilnya “ ujar Fahrur Rozi (27) vocalis grup rebana “ Al-Habsi”ketika tampil di acara pengajian.
Selanjutnya Fahrur rozi yang juga mahir memainkan rebana ini mengatakan , grup rebana ada di desanya berawal dari 4 rekannya yang pulang dari mondok melihat remaja masjid tidak mempunyai kegiatan rutin maka rekannya tersebut mengusulkan membuat kegiatan rebana seperti yang dilakukannya di pondok pesantren. Karena biaya untuk membeli peralatan cukup mahal maka mereka sepakat untuk urunan , dan mulailah kegiatan rebana itu dengan modal 4 rebana. Lambat laun jumlah pemuda yang bergabung makin lama makin bertambahsehingga peralatanpun kembali ditambah menyesuaikan jumlah anggota. Latihanpun digelar setiap minggu dua kali , yang bertujuan untuk memahirkan dalam memainkan rebana , selain itu juga untuk melatih vocal dengan lagu-lagu yang telah populer. Ketika ada pengajian di masjid maka rebana “ Al- Habsi “ itupun ditampilkan untuk mengetes kemampuan dalam bermain rebana , selain itu pula untuk menjajal kemampuan porsenel sebelum tampil di muka umum .Tampil pertama hasilnya cukup menggembirakan sehingga satu dua warga yang mempunyai hajat , seperti perkawinan, Khitanan atau selapanan bayi mengundang grup rebana untuk memeriahkannya.
“ Mulai itulah grup rebana “ Al- Habsi” mendapat tempat khusus di hati warga masyarakat desa Kedungkarang, sehingga setiap warga yang hajatan tiada meriah tanpa tampilnya rebana kami . Selanjutnya satu dua warga luar desa juga mulai mendatangkan grup rebana kami . Sekali tampil diluar berarti promosi , oleh karena itu lain waktu pasti ada yang mengundang kembali “, tutur Fahrur Rozi lagi.