Kecerdasan buatan medis bahkan semakin dapat melakukan tindakan yang tidak dapat dilakukan oleh tenaga medis professional terbaik di dunia. Kecerdasan sudah dapat menganalisis gejala dan tanda-tanda vital pasien. Algoritma kecerdasan buatan kemudian membandingkan informasi yang didapat dengan Riwayat pasien dan keluarga mereka serta jutaan pasien serupa lainnya. Dengan cara ini, kecerdasan buatan dapat menemukan penyebab penyakit lebih cepat dengan tingkat akurasi yang tinggi.
Namun, perlu kita perhatikan kembali bahwa perkembangan teknologi berbasis kecerdasan buatan dalam dunia kesehatan ini tetap memiliki risiko. Menurut laporan dari WHO pada tahun 2019, terdapat lebih dari 1.000 kasus kebocoran data kesehatan yang dilaporkan, yang memengaruhi lebih dari 15 juta orang. Selain itu, kebocoran sebanyak 279 juta data peserta BPJS Kesehatan berhasil di retas terjadi pada tahun 2021. Dalam hal ini, kasus ini terkait dengan hak-hak individu.Hak-hak individu dalam konteks kesehatan adalah hak mereka yang memiliki kontrol penuh dan dapat memutuskan bagaimana data-data kesehatan tersebut digunakan. Akan tetapi, masih banyak individu tidak memiliki kontrol penuh dan tahu bagaimana penggunaan data tersebut. Selain itu, terdapat masalah bias algoritmik yang dapat memperburuk ketidaksetaraan dalam pelayanan kesehatan. Bias algoritmik tersebut dapat menurunkan kualitas keputusan sehingga dapat berefek negatif bagi pasien.
Tanggung jawab etis dari penggunaan kesehatan digital dan kecerdasan buatan terhadap pasien juga dipertanyakan. Masih banyak perdebatan tentang siapa yang bertanggung jawab apabila terjadi kesalahan pengambilan keputusan yang dibuat kecerdasan buatan. Namun, ada tiga pihak utama yang bertanggung jawab, yaitu pengembang perangkat lunak maupun kecerdasan buatan, penyedia layanan kesehatan, dan pengguna akhir di mana tenaga medis dan kesehatan yang menggunakan layananan kesehatan digital serta kecerdasan buatan. Selain itu, ada potensi ketidaksetaraan akses yang meningkat jika layanan berbasis kesehatan digital dan kecerdasan buatan tidak dapat diakses oleh semua masyarakat.
Artikel ini akan membahas prinsip-prinsip etika yang relevan dalam penerapan kesehatan digital dan kecerdasan buatan, serta tantangan dan solusi untuk memastikan agar teknologi ini dapat memberikan manfaat secara maksimal tanpa mengorbankan aspek etis yang dapat merugikan banyak orang.