Setiap hari akan selalu ada harap yang kita panjatkan. Untuk mewujudkan sebuah harapan, tentu kita harus berusaha semaksimal mungkin. Kita sejujurnya telah dibekali oleh Sang Pencipta sesuatu yang dapat dijadikan modal kesuksesan dalam hidup ini.
Anggota panca indera kita adalah sesuatu yang nyata yang patut kita syukuri dan manfaatkan secara maksimal. Pertanyaannya, sudahkan kita menggunakannya dengan benar? Tangan, mata, mulut, kaki, dan telingga kita, sudahkah kita gunakan untuk memenuhi harapan-harapan yang kita cinta-citakan?
Sahabat....
Dalam hidup ini pasti ada resiko yang mesti kita tanggung. Untuk itu, kita harus siap menghadapi setiap resiko yang hadir di depan kita. Bukannya kita justru menghindar darinya. Bila kita berperilaku menghindar, justru hal ini akan menambah beban hidup kita ke depannya.
Dalam menghadapi beban kehidupan ini, tentu kita memerlukan bekal ilmu. Ilmu lah yang akan meninggikan derajat seseorang. Itulah janji dari Sang Pencipta. Dengan ilmu, hidup kita akan menjadi terasa ringan. Dan amalan kehidupan kita pun akan lebih bernilai.
Sahabat...
Untuk itu, mari kita benahi setiap harapan dan usaha yang kita panjatkan setiap waktu itu. Dan tentunya kita harus siap menghadapi resiko kehidupan tersebut. Resiko kehidupan itu, ada yang bernilai positif dan juga beresiko negatif. Begitu pun terkait dengan resiko dari sebuah harapan atau usaha yang kita lakukan dalam kehidupan keseharian.
Risiko positif dari harapan dan usaha adalah kesuksesan dan kebahagiaan. Sedangkan risiko negatifnya adalah kegagalan. Risiko mengungkapkan isi hati adalah penolakan, dan risiko menaruh harapan pada orang lain adalah kekecewaan. Pertanyaanya, seberapa siapkah kita dalam menghadapi dan menerima risiko itu?
Sahabat.....
Pertanyaan tersebutlah yang harus kita jawab dengan jujur mulai sekarang, sebelum Anda melangkah membangun sebuah harapan-harapan yang baru? Bagaimana menurutmu sahabatku?
Pagandaran, 17 April 2012; 08.48
Arda Dinata
MIQRA INDONESIA
www.miqraindonesia.com