Malam kutemui penuh dengan rinai hujan
jiwa mengambang dalam dua rasa berlawanan
Dua telapak tangan menampung jutaan sel air
setiapnya berjuta tasbih berkumandang
tertumpahkan!
Dalam ubun-ubun yang memanas, satu rasa menghujam dada
Menyesakkan kalbu, seakan sempitnya dunia
Seketika!
Dari yang berkuasa atas indahnya hujan
Dari yang berkuasa atas malam gulita
Jiwa dalam satu kepastian
Tempat kembalinya bercinta
Hanya satu, bukan yang lain
Hanya Ia Sang Pencinta tanpa pamrih
Sang Pencinta nan tulus
“Apa yang telah kembali kulalaikan dalam mencintaMu, ampuni aku!”
NAR
15112011