Meski berdarah Jawa murni, saya lebih senang mengaku sebagai orang Palembang. Kota Pempek lebih terasa seperti rumah karena saya paling banyak menghabiskan umur di kota ini sebelum akhirnya diboyong suami ke tanah jawa pascamenikah sekitar 3 tahun lalu. Orang tua, sanak saudara, juga teman-teman baik saya semuanya masih menetap di sana. Bahkan logat bicara, selera makan, sampai kelakuan saya sampai sekarang pun masih Palembang banget. Kota ini masih menempati
list teratas kota-kota yang saya rindukan.
KEMBALI KE ARTIKEL