Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Perubahan Sosial dan Pembangunan Ekonomi: Prespektif Kurt Lewin dan Rostow dalam Konteks Indonesia

25 Juni 2024   07:30 Diperbarui: 25 Juni 2024   07:53 97 0
Perubahan sosial dan pembangunan ekonomi adalah dua aspek yang saling terkait dan saling mempengaruhi dalam perkembangan sebuah negara. Kurt Lewin, seorang psikolog sosial terkenal, menggagas model perubahan sosial yang terdiri dari tiga tahapan: Mencairkan (Unfreeze), Pergerakan (Movement), dan Membekukan kembali (Refreeze). Di sisi lain, Walt Rostow, seorang ekonom, memperkenalkan tahapan pembangunan ekonomi yang terdiri dari lima fase: Masyarakat Tradisional (Traditional Society), Prasyarat Lepas Landas (Pre-condition to Take-off), Lepas Landas (Take-off), Gerakan ke Arah Kedewasaan (Drive to Maturity), dan Konsumsi Massal yang Tinggi (The Age of High Mass Consumption). Mengaitkan kedua model ini dapat memberikan wawasan yang lebih komprehensif tentang dinamika perubahan sosial dan ekonomi, khususnya dalam konteks Indonesia saat ini.

Tahapan Perubahan Sosial Menurut Kurt Lewin
1. Mencairkan (Unfreeze)
Tahap ini melibatkan proses mencairkan status quo atau pola-pola lama yang ada dalam masyarakat. Ini adalah tahap di mana individu atau kelompok mulai menyadari bahwa perubahan diperlukan dan harus melepaskan cara-cara lama mereka untuk membuka jalan bagi pergerakan menuju perubahan. Dalam konteks Indonesia, mencairkan bisa diartikan sebagai pengakuan terhadap kebutuhan reformasi dalam berbagai sektor, termasuk ekonomi, politik, dan sosial, yang sering kali dipicu oleh perubahan kondisi global atau tekanan internal.

2. Pergerakan (Movement)
Tahap kedua adalah pergerakan, di mana perubahan aktif mulai terjadi. Pada tahap ini, masyarakat atau institusi mulai mengadopsi cara-cara baru dan memperkenalkan sistem atau praktik baru. Ini bisa melibatkan pengembangan kebijakan baru, teknologi, atau metode pendidikan yang lebih maju. Di Indonesia, tahap ini bisa dilihat dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan infrastruktur, reformasi birokrasi, dan peningkatan kualitas pendidikan.

3. Membekukan kembali (Refreeze)
Tahap terakhir adalah membekukan kembali, di mana perubahan yang telah diadopsi menjadi normatif dan stabil. Pada tahap ini, praktik baru telah diintegrasikan ke dalam struktur sosial dan ekonomi, menciptakan stabilitas dan keberlanjutan. Di Indonesia, membekukan kembali bisa diartikan sebagai pengukuhan reformasi dan inovasi yang telah berhasil diimplementasikan sehingga menjadi bagian dari sistem yang mapan.

Tahapan Pembangunan Ekonomi Menurut Rostow
1. Masyarakat Tradisional (Traditional Society)
Pada tahap ini, masyarakat masih mengandalkan sektor pertanian dan teknologi sederhana. Ekonomi bersifat statis dan ada sedikit perubahan atau perkembangan.

2. Prasyarat Lepas Landas (Pre-condition to Take-off)
Pada tahap ini, kondisi-kondisi yang diperlukan untuk perubahan mulai terbentuk. Ini termasuk investasi dalam infrastruktur, peningkatan pendidikan, dan pembentukan kelembagaan yang mendukung perkembangan ekonomi.

3. Lepas Landas (Take-off)
Tahap lepas landas ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat dan perubahan struktural yang signifikan. Ini adalah fase di mana negara mulai mengalami industrialisasi dan urbanisasi secara besar-besaran.

4. Gerakan ke Arah Kedewasaan (Drive to Maturity)
Pada tahap ini, ekonomi mulai menunjukkan stabilitas dan diversifikasi. Ada peningkatan dalam kualitas hidup, pendidikan, dan teknologi yang lebih maju.

5. Konsumsi Massal yang Tinggi (The Age of High Mass Consumption)
Tahap akhir adalah konsumsi massal yang tinggi, di mana masyarakat mencapai tingkat kesejahteraan yang tinggi dengan standar hidup yang baik dan konsumsi barang dan jasa yang beragam.

Mengaitkan Model Lewin dan Rostow dalam Konteks Indonesia
Mencairkan dan Masyarakat Tradisional
Indonesia, yang pernah berada pada tahap masyarakat tradisional, mulai mencairkan pola-pola lama dengan pengakuan akan pentingnya modernisasi dan reformasi. Pada masa Orde Baru, misalnya, ada kesadaran bahwa Indonesia perlu meninggalkan struktur ekonomi yang terlalu bergantung pada pertanian dan sumber daya alam.

Pergerakan dan Prasyarat Lepas Landas
Pada tahap pergerakan, Indonesia mulai menyiapkan prasyarat untuk lepas landas dengan membangun infrastruktur, memperbaiki sistem pendidikan, dan memperkuat kelembagaan. Reformasi ekonomi yang dilakukan pada akhir 1990-an dan awal 2000-an adalah contoh dari upaya pergerakan yang mendorong negara menuju lepas landas.

Lepas Landas dan Drive to Maturity
Indonesia mengalami tahap lepas landas terutama pada tahun-tahun setelah krisis finansial Asia 1997-1998, di mana pertumbuhan ekonomi mulai menunjukkan peningkatan yang signifikan. Sekarang, Indonesia berada dalam tahap gerakan ke arah kedewasaan, dengan diversifikasi ekonomi dan peningkatan kualitas hidup yang berangsur-angsur terjadi.

Membekukan Kembali dan Konsumsi Massal yang Tinggi
Dalam konteks membekukan kembali, Indonesia sedang berupaya untuk menstabilkan dan mengintegrasikan perubahan yang telah terjadi. Saat ini, Indonesia berada dalam perjalanan menuju tahap konsumsi massal yang tinggi, dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup stabil. Badan Pusat Statistik melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 mencapai 5,11% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,04% (yoy). Ini menunjukkan bahwa upaya untuk menciptakan stabilitas dan keberlanjutan dalam pertumbuhan ekonomi sedang berlangsung.

Analisis Kondisi Ekonomi Indonesia Saat Ini
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang dilaporkan oleh BPS menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia tetap berdaya tahan di tengah ketidakpastian global. Pertumbuhan pada triwulan I 2024 yang sebesar 5,11% (yoy) dibandingkan dengan 5,04% (yoy) pada triwulan sebelumnya menunjukkan tanda-tanda positif. Pertumbuhan ini terutama didukung oleh permintaan domestik yang tinggi, termasuk konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, dan investasi.

Konsumsi Domestik
Konsumsi rumah tangga yang tumbuh sebesar 4,91% (yoy) seiring dengan pelaksanaan Pemilu 2024, hari libur nasional, dan cuti bersama menunjukkan bahwa faktor-faktor sosial dan politik juga memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Selain itu, konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) yang tumbuh tinggi sebesar 24,29% (yoy) menunjukkan adanya aktivitas yang signifikan dalam sektor nonprofit, didorong oleh kegiatan Pemilu dan momen Ramadan.

Investasi dan Infrastruktur
Investasi yang tumbuh sebesar 3,79% (yoy) terutama ditopang oleh pembangunan infrastruktur menunjukkan bahwa Indonesia terus berupaya memperbaiki prasyarat untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan. Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berlanjut memainkan peran penting dalam mendorong investasi bangunan dan infrastruktur.

Tantangan Ekspor
Meskipun demikian, ekspor yang tumbuh melambat sebesar 0,50% (yoy) menunjukkan bahwa ada tantangan dalam sektor perdagangan internasional, terutama terkait dengan penurunan harga komoditas dan permintaan dari negara mitra dagang utama. Ini menunjukkan bahwa meskipun pertumbuhan domestik kuat, ketergantungan pada ekspor komoditas masih menjadi tantangan yang perlu diatasi.

Kesimpulan
Mengaitkan model perubahan sosial Kurt Lewin dengan tahapan pembangunan ekonomi Rostow dalam konteks Indonesia saat ini memberikan gambaran yang komprehensif tentang bagaimana perubahan sosial dan ekonomi dapat dikelola untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang berkelanjutan. Indonesia telah melewati berbagai tahapan dari masyarakat tradisional hingga menuju konsumsi massal yang tinggi. Namun, perjalanan ini tidak tanpa tantangan.

Untuk mencapai tahap konsumsi massal yang tinggi dan membekukan kembali perubahan yang telah terjadi, Indonesia perlu terus memperkuat prasyarat pembangunan, seperti infrastruktur dan kelembagaan yang kuat, serta diversifikasi ekonomi yang lebih luas. Dukungan terhadap permintaan domestik melalui konsumsi dan investasi harus terus ditingkatkan, sementara tantangan dalam ekspor perlu diatasi melalui strategi yang tepat.

Dengan demikian, memahami dan mengimplementasikan perubahan sosial dan pembangunan ekonomi secara efektif adalah kunci untuk memastikan bahwa Indonesia tidak hanya tumbuh secara ekonomi tetapi juga berkembang menjadi masyarakat yang stabil dan sejahtera. Melalui pendekatan yang holistik dan terintegrasi, Indonesia dapat terus maju menuju visinya sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kesejahteraan yang merata.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun