Kekerasan ini secara luas dilihat sebagai didalangi oleh pemerintah negara bagian Gujarat, yang dipimpin oleh Partai Bharatiya Janata (BJP) yang beraliran nasionalis Hindu. Ketua Menteri Gujarat saat itu, Narendra Modi, dituduh telah membuat pidato yang menghasut dan gagal melakukan cukup banyak hal untuk menghentikan kekerasan.
Sebuah komisi penyelidikan, yang dikepalai oleh Hakim K. G. Shah, dibentuk untuk menyelidiki kekerasan tersebut. Laporan komisi ini, yang dirilis pada tahun 2004, menemukan bahwa pemerintah negara bagian ini telah terlibat dalam kekerasan tersebut dan bahwa Modi telah gagal untuk mengambil langkah-langkah yang memadai untuk menghentikannya.
Pembantaian Gujarat merupakan sebuah kemunduran besar bagi kerukunan komunal di India. Hal ini juga menyebabkan kecaman internasional terhadap pemerintahan BJP. Modi, yang kini menjabat sebagai Perdana Menteri India, selalu menyangkal melakukan kesalahan dalam pembantaian Gujarat.
Berikut ini adalah beberapa peristiwa penting yang terjadi selama pembantaian Gujarat:
* 27 Februari 2002: Pembakaran kereta api Godhra, yang menewaskan 58 peziarah Hindu.
* 28 Februari 2002: Pecahnya kekerasan besar pertama di kota Godhra.
* 1 Maret 2002: Kekerasan menyebar ke bagian lain dari Gujarat, termasuk Ahmedabad, Vadodara, dan Surat.
* 3 Maret 2002: Pemerintah negara bagian memberlakukan jam malam di Ahmedabad dan daerah-daerah lain yang terkena dampak.
* 6 Maret 2002: Kekerasan mulai mereda.
* 12 Maret 2002: Komisi Keadilan K. G. Shah dibentuk untuk menyelidiki kekerasan tersebut.
* 2004: Komisi Keadilan K. G. Shah merilis laporannya, yang menemukan bahwa pemerintah negara bagian terlibat dalam kekerasan tersebut.
Pembantaian Gujarat memiliki dampak yang besar bagi India. Hal ini menyebabkan hilangnya kepercayaan antara umat Hindu dan Muslim, dan juga merusak citra India di dunia. Pembantaian ini masih menjadi topik yang sensitif di India, dan sering digunakan oleh partai-partai politik untuk mendapatkan poin satu sama lain.