Nah jika dilihat dari sudut kesehatan saja tidak ada manfaatnya, apalagi jika ditinjau dari segi ekonomi. Dalam satu hari anggap saja merokok habis 1 bungkus, maka dalam waktu 1 bulan menghabiskan rokok sebanyak 30 bungkus. Andaikan saja 1 bungkus rokok harganya Rp 10.000,- maka dalam waktu sebulan akan menghabiskan biaya untuk rokok sebesar Rp 300.000,- angka tersebut termasuk besar menurut saya.
Indonesia memiliki jumlah penduduk sekitar 237,6 juta jiwa data dari media Indonesia, dari jumlah tersebut taksiran yang merokok aktif sekitar 65 juta perokok atau 28 % per penduduk sumber nusantara ku. Jumlah tersebut termasuk masuk dalam kategori 3 besar didunia setelah Cina dan India. Andaikan saja penduduk Indonesia yang merokok tadi, berhenti merokok sebanyak 1 juta orang dan uangnya yang Rp 300.000,- tiap bulan untuk beli rokok dan disumbangkan maka dalam waktu 1 tahun akan menghasilkan uang yang sangat fantastik. Perhitungannya Rp 360.000 x 1000.000 jiwa = 3,6 trillyun jumlah yang sangat besar sekali.
Sementara penduduk Indonesia masih hidup dibawah garis kemiskinan, sering terjadi bencana alam, pendidikan tidak merata, biaya kesehatan sangat tinggi. Andaikan uang tadi disumbangkan dan dikelola dengan baik maka akan mengurangi beban pendidikan, menekan kemiskinan, biaya kesehatan bisa ditekan masalah bencana alam bisa disumbang dan sebagainya.
Memang ini perlu kajian yang mendalam dan bagaimana teknisnya mungkin ada yang lebih kompeten. Tidak merokok selain baik untuk kesehatan, maka kita bisa meringankan beban saudara kita yang sangat membutuhkan. Kita bisa jadi bapak asuh misalnya, atau menyumbang lansung tetangga kita yang kesusahan dan lain-lain.