Tidak ada orang yang benar-benar sibuk di dunia ini. Hanya saja, tidak semua orang memiliki prioritas yang sama untuk menulis. Di antara dua puluh empat jam yang diberikan Tuhan, selalu ada jeda yang bisa dimanfaatkan untuk menulis atau membaca. Sebaliknya, ada yang membuang waktu jeda tersebut secara percuma dan sia-sia tanpa menghasilkan apa-apa. Semua itu memang tergantung pada pilihan masing-masing orang. Bagi seorang penulis atau calon penulis, tentu saja adanya waktu senggang merupakan sebuah peluang untuk menulis di sela-sela rutinitas harian yang padat.
"Jangan selalu katakan 'masih ada waktu' atau 'nanti saja'. Lakukan segera, gunakan waktumu dengan bijak."
Orang bijak memberikan nasehat demikian karena memang tidak sedikit dari kita yang selalu menunda apa yang seharusnya bisa dilakukan sekarang. Begitupun dengan menulis; penundaan adalah virus yang umum menjangkiti mereka yang sebenarnya punya mimpi untuk menjadi penulis. Jika demikian, tentu saja mimpi itu hanya akan berubah menjadi lamunan kosong. Menunda menuliskan ide yang terlintas, sesederhana apapun itu, adalah sebuah kerugian besar bagi seorang penulis. Seperti halnya niat baik, menundanya hanya akan membuatnya tak terlaksana. Segerakan apa yang seharusnya bisa dilakukan saat ini. Tuliskan semua ide yang datang dari sebuah inspirasi. Ikatlah ia dengan menuliskannya.
Berikut ini akan saya paparkan beberapa tips untuk mengoptimalkan jeda waktu di antara kesibukan dan rutinitas keseharian. Penjabarannya adalah sebagai berikut:
1. Kuatkan niat; menjadikan menulis sebagai alat agar hidup semakin nikmat dan waktu senggangmu lebih bermanfaat.
Niat yang telah diikrarkan dengan nawaitu sepenuh kalbu, tentu akan memberikan ruh baru bagi tulisanmu. Tanpa niat yang kuat, menulis tentu terasa berat hingga akhirnya berhenti sebelum tamat. Ide yang awalnya melekat, bisa hilang dalam sekejap ketika niat beralih kiblat; berubah arah dan tunjuan. Menulis di waktu jeda (saat libur akhir pekan, tanggal merah, dan libur nasional lainnya) memiliki tantangannya sendiri. Meskipun seharian seseorang hanya santai dan rebahan, namun apabila tidak diniatkan untuk menulis, tak akan ada sepenggal kalimatpun yang akan tertulis. Waktu yang ada bisa berlimpah, seperti air hujan yang tumpah ruah, tetapi ia terbaikan begitu saja. Ia hilang sia-sia tanpa diisi dengan sesuatu yang bermanfaat. Oleh karenanya, niatkan untuk menulis di antara jeda dan waktu senggang yang ada; menulis dengan menuliskannya di gawai yang selalu menemani di mana pun berada.
2. Abadikan setiap momen di masa liburan ke dalam tulisan-tulisan singkat dan sederhana.
Di zaman ini, semua orang bisa menjadi jurnalis. Setiap momen diabadikan oleh hampir semua orang dengan kamera. Begitupun dengan tulisan; apa-apa diceritakan dalam status-status media sosial, di Whatsapp dan facebook, instagram dan twitter. Apapun itu, selalu bisa dinarasikan oleh siapapun yang akrab dengan gawai. Dengan cara itulah orang-orang zaman now mengabadikan setiap momen kehidupannya dengan mengunggahnya di ranah publik, di berbagai platform digital dan media sosial.
Mencatat hal-hal kecil dan sederhana, namun menarik, tentu saja menjadi tabungan ide dan inspirasi yang kelak akan berguna. Apalagi bagi penulis, sepotong ide yang mungkin terbesit di benak saat sedang liburan seharusnya segera ditangkap, diikat dan dikonversi menjadi sebuah tulisan. Ide itu bisa datang dari mana saja dan kapan saja. Ketika ia datang, kita harus siaga untuk memasukkannya ke dalam kantong-kantong ide, buku catatan atau notes di gawai kita.
3. Tetapkan jadwal menulis di masa jeda (off dan liburan atau tanggal merah).
Tanpa adanya jadwal, tidak ada yang bisa menjamin sebuah rencana akan terealisasi dengan baik. Untuk itu diperlukan time management yang memberikan batasan-batas tentang kapan sesuatu harus dimulai dan sebaiknya diakhiri. Time management adalah tentang perencanaan hari/waktu supaya bisa melakukan penggunaan paling baik atas waktu yang dimiliki. Ini berkaitan erat dengan strategi pengelolaan waktu secara efektif dan efisien sehingga seseorang bisa mengontrol waktu yang dimiliki dengan baik. Sejak Drucker (1966) mempopulerkannya, konsep time management ini telah secara luas diterima sebagai hal yang menyumbang pada efektivitas karyawan (Adebisi, 2013).
Bagi seorang penulis atau mereka yang ingin secara produktif menulis, manajemen waktu menjadi faktor penting yang akan memberikan dampak serius bagi perkembangan karier menulisnya. "Syarat untuk menjadi penulis ada tiga, yaitu: menulis, menulis, menulis" (Kuntowijoyo). Hanya dengan terus menulis, seseorang benar-benar akan menjadi seorang penulis. Agar tetap menulis, tentu saja seseorang harus memiliki time management yang baik. Salah satu cara yang lazim dilakukan adalah dengan membuat jadwal menulis.
Demikianlah tips memanfaat waktu di masa liburan untuk tetap menulis. Jadikan menulis sebagai sarana alternatif untuk tetap produktif di masa liburan. Semoga bermanfaat!
Referensi:
1. Adebisi, J. F. (2013). Time management practices and its effect on business performance. Canadian Social Science, 9(1). Canadian Research & Development Center of Sciences and Cultures, Montreal, Canada
2. Atkinson, F. (2009). Successful Time Management: Get More Out of Your Day. United Kingdom: Crimson Business.