Setelah selesai mengawasi ujian, para guru biasanya memiliki beberapa waktu luang sebelum jam pulang. Waktu luang ini, yang berkisar antara 1 hingga 2 jam, seringkali dimanfaatkan para guru untuk berselancar di media sosial menggunakan gadget pintar yang mereka miliki. Namun, tidak semua guru menyukai aktivitas berselancar di media sosial saat jam luang. Beberapa mungkin lebih memilih menggunakan waktu tersebut untuk menyelesaikan tugas-tugas atau bahkan belajar menggunakan gadget yang mereka miliki.
Dalam era teknologi seperti sekarang ini, media sosial memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Terdapat berbagai jenis media sosial yang populer, seperti Facebook, Instagram, Twitter, WhatsApp, dan TikTok, yang diketahui dapat menghasilkan pendapatan.
Sebagai seorang guru, banyak diantaranya termasuk orang yang senang menggunakan media sosial. Namun, para guru juga menyadari adanya komentar negatif yang mengatakan bahwa "para guru harus memberikan contoh yang baik kepada para peserta didik". Komentar ini menggarisbawahi pentingnya hati-hati dalam menggunakan media sosial. Para guru harus bijaksana dalam memilih postingan yang akan diposting di akun media sosial pribadi mereka. Komentar tersebut seakan-akan membatasi kebebasan kami sebagai guru untuk memposting hal-hal yang tidak bermanfaat di media sosial.
Apakah ada yang salah jika para guru ikut meramaikan tren di media sosial? Apakah ada yang salah jika para guru menggunakan waktu luang di sekolah untuk membuat video dokumentasi atau koleksi pribadi tanpa merugikan nama baik sekolah? Apakah ada yang salah jika para guru berusaha menemukan kebahagiaan dan membagikannya melalui postingan di akun media sosial pribadi?
Sejatinya, para guru juga manusia biasa yang ingin merasakan kebebasan bergerak. Meskipun terdapat norma-norma dan aturan yang membatasinya sebagai pendidik, guru juga perlu diingatkan bahwa mereka adalah panutan bagi para siswa. Para guru menyadari tanggung jawabnya sebagai pendidik, tetapi guru juga percaya bahwa mereka tidak melampaui batas-batas norma dan aturan yang ada. Tidak nyaman rasanya jika setiap kali ingin membuat video atau berfoto selfie, guru harus merasa dilarang saat berada di tempat kerja.
Namun, penting bagi guru untuk menjaga etika dan moralitas dalam menggunakan media sosial. Para guru harus mengingat bahwa apapun yang diposting di media sosial dapat memberikan pengaruh pada siswa-siswa. Oleh karena itu, guru harus bijaksana dalam memilih konten yang bagikannya dan memastikan bahwa hal-hal yang diposting tidak merugikan nama baik sekolah atau memberikan contoh yang buruk bagi siswa-siswa.
Selain itu, guru juga harus menjaga keseimbangan antara aktivitas di media sosial dan tugas-tugas sebagai guru. Meskipun ada waktu luang yang bisa kami manfaatkan untuk berselancar di media sosial, guru juga perlu mengutamakan tugas-tugas yang perlu diselesaikan. Sebagai pendidik, pembelajaran dan perkembangan siswa harus tetap menjadi prioritas utama.
Dalam menjalani profesi sebagai guru, guru tetap berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang berkualitas dan menjadi panutan bagi siswa-siswa. Para guru juga manusia yang memiliki kebutuhan pribadi, termasuk penggunaan media sosial sebagai sarana hiburan dan interaksi dengan teman-teman. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk menjaga keseimbangan antara penggunaan media sosial dan tanggung jawab profesional kami.
Jadi, tidak ada yang salah jika para guru menggunakan waktu luang di sekolah untuk berselancar di media sosial. Namun, penting bagi kami sebagai guru untuk menggunakan media sosial dengan bijak, menjaga etika, dan memahami dampak yang dapat ditimbulkan oleh postingannya. Sebagai panutan bagi siswa-siswa, guru harus tetap menjaga nama baik sekolah dan memberikan contoh yang baik melalui penggunaan media sosial.