Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Sosbud

Hari Raya Kuningan yang Berdekatan dengan Hari Raya Nyepi

13 Maret 2024   10:22 Diperbarui: 13 Maret 2024   10:25 60 0
NAMA : PUTU APRILLIA KHARISMA ISWARI
NIM : 2314101133
PRODI : ILMU HUKUM
MATKUL : AGAMA HINDU

Hari raya Kuningan merupakan hari raya yang dirayakan oleh umat Hindu dharma di Bali. Festival ini jatuh pada hari Saniscara (Sabtu), Kliwon, wuku Kuningan. Hari raya ini diperingati setiap 210 hari dengan menggunakan perhitungan penanggalan Bali (1 bulan dalam penanggalan Bali = 35 hari). Sepuluh hari setelah hari raya Galungan. Kata Kuningan mempunyai arti "keindahan" yang berarti mencapai ketinggian spiritual melalui introspeksi diri untuk menghindari bahaya. Hari Raya Kuningan merupakan hari penyambutan Hari Raya Galungan, kemenangan dharma melawan adharma, dengan pemujaan ditujukan kepada para Dewa dan Pitara untuk turun. melakukan pembersihan dan mukta atau menikmati produk yang ditawarkan. Kemenangan dharma (kebaikan) atas adharma (keburukan) yang dirayakan pada setiap Hari Raya Galungan dan Kuningan hendaknya dianut dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Mengutip Bhagawan Dwija, beliau mengatakan bahwa tujuan Kuningan adalah untuk memberikan janji/pengumuman/nguningang kepada saya dan Ida Sanghyang Parama Kaw bahwa dalam hidup kita selalu berusaha mengatasi dharma dan mengatasi adharma (termasuk bhuta dungula, bhuta galunga dan bhuta amangkurat). Jadi keutamaan Dharma harus diketahui, dipahami dan kemudian diamalkan untuk mengetahui siapa sebenarnya manusia. Hari Raja merupakan hari libur khusus dimana para leluhur yang setelah beberapa lama berkumpul dengan keluarga, menerima lamaran dalam upacara perpisahan lagi untuk kembali ke istananya. Pada saat yang sama, ada beberapa hari Barong ngelawang di desa-desa, diikuti oleh sekelompok anak-anak yang bermain tetabuhan/gamelan.Upacara raja harus dilakukan pada pagi hari dan tidak diperbolehkan pada saat matahari terbenam di barat. Pasalnya, pada Hari Raya Kuningan, Ida Sanghyang Widhi Wasa memberkati dunia dan umat manusia pada pukul 00.00 hingga 12.00. Kenapa ada batasan waktu jam 12, karena energi alam semesta (panca mahabhuta: pertiwi, apah, bayu, teja, akasa) terbit dari pagi hari hingga mencapai matahari (siang hari). Setelah bajeg matahari disebut masa praline (kembali ke awal) atau dapat juga dikatakan pada masa tersebut energi alam semesta berkurang dan pada saat sanghyang suryamasineb (malam) saatnya istirahat (tamasika kala ). Pada Hari Raya Kuningan, umat Hindu Bali menyiapkan nasi kuning sebagai simbol kemakmuran dan melakukan pengorbanan sebagai tanda syukur dan suksmaning idep ketika masyarakat (uma) menerima hadiah dari Hyang Widhi berupa pakaian dan bahan makanan yang semuanya disumbangkan. dari cinta rakyatnya, dari cintanya. Boneka (bidadari) ditempatkan di dalam tebogi, atau punggung, berisi nasi kuning, yang memberi kemakmuran bagi umat manusia.Ruang upacara yang menjadi simbol perayaan terdiri dari berbagai jenis jahitan dengan simbol seperti senjata perang yang muncul, seperti tamiyang kolem, utuh, akhiran, wayang-wayang dan sejenisnya. Upacara Kuningan menggunakan sesaji yang mengandung lambang tamiang dan endongan, dimana tamiang mempunyai arti lambang perlindungan dan juga melambangkan berputarnya roda alam yang mengingatkan manusia akan hukum alam. Sedangkan Endogan artinya aksesoris. Pengetahuan dan pengabdian (jnana) adalah yang paling penting dalam menjalani kehidupan. Cara lainnya yaitu tar dan ikan sturgeon gantung. Tar merupakan lambang anak panah (senjata) karena bentuknya yang menyerupai anak panah. Sedangkan pintu putar digantung sebagai simbol tolakan bala bantuan. Perayaan ini juga agar masyarakat selalu mengingat Sang Pencipta Ida Sang Hyang Widi Wasa dan mensyukuri anugerah-Nya. Melalui festival ini, masyarakat juga harus selalu mengingat kesetaraan, meningkatkan persatuan dan solidaritas sosial. Selain itu, dengan upaya manusia, lingkungan selalu dinantikan agar alam semesta dan isinya menjadi setara. Tujuan dilaksanakannya upacara raja ini adalah untuk meminta keberuntungan, kegembiraan dan perlindungan serta bimbingan, baik lahir maupun batin.

Pada saat manis kuningan, itu bertepatan dengan kegiatan sebelum hari raya nyepi yaitu melasti, pengerupukan, dan pawai ogoh-ogoh.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun