Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Imlek dan Lampion Rindu

29 Januari 2025   20:41 Diperbarui: 30 Januari 2025   20:18 97 3
Deru angin Imlek begitu dingin dan menusuk tulang
Membuatku menggigil dalam kenangan
Pahit untuk dikenang namun terus membayang

Kala itu engkau berpisah di dermaga tua berpamitan untuk mengejar asa
Sejak itu kabarmu tak lagiku terima, aku hanya merindu dan terus melangitkan doa

Secepat itukah engkau pergi, meninggalkan manis senyum yang masih ku kenang rapi Tawa dan suara renyahmu masih terngiang dan harum rambutmu pun masih bisa ku hirup dalam-dalam

Kini setiap Imlek tiba, lampionku tak menyala, ia gulita seumpama sesak dada didera nestapa rasa, menggantung terkatung-katung diterjang desir rindu

Kini aku hanya berteman sepi, menziarahi bayangmu hari demi hari di ujung sebuah dermaga tua

Sajak-sajak kehilangan ini pun aku tulis di bawah temaram lampion usang, sambil mengenangmu berulang-ulang

Aku terus bertanya, sampai kapan lelah rindu ini akan dibasuh temu

Padahal, kemeja merah itu masih ku simpan rapi, menantimu kembali mengukir janji suatu hari nanti

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun