Meisya melangkah cepat dengan nafas memburu. Nenek berkebaya hitam dengan rambut  tergelung di atas kepala itu masih mengikutinya. Sesampainya di ujung jalan, Meisya membalikkan badannya. Mereka berhadapan-hadapan sekarang. Wanita tua itu menatap Meisya dengan mata menyorot tajam. Mata itu memancarkan daya magis yang seakan bisa menembus hingga ke relung jiwanya.
KEMBALI KE ARTIKEL