Ketika kau mengenangnya bercerita tentang kenangan antara kau dan dia, dengan mata berkaca-kaca kau kenang ia begitu dalam, aku hanya diam.
Ketika kau bercerita kebaikannya, kepolosannya, terjebak akan cinta dan kau berusaha merengkuhnya, aku pilih diam.
Ketika kau bercerita ingin menolongnya, tak terjebak cinta palsu, kau ingin bangkitkan semangatnya, aku pilih diam juga.
Aku pilih diam karena kutahan panah api melesat ke arahmu, biar kusimpan dan kupadamkan sendiri.