Jangan bersedih, Aruna! Sebelum cinta, kita telah belajar kehilangan segala. Dersik angin kemarau menggeragas daksa. Pun hujan airmata, telah khatam kita maknai sebagai pelepas lara. Gumpalan sunyi sudah sebegitu lekat dalam jiwa, Ar. Jingga senja tak mampu mengabadikan semara...
Kalau nanti itu tiba, Ar... Dengan sukacita kusambut lengan mair yang menjulur tanpa ulur. Usai sudah lakon dalam buana, tempat semua bermula. Pulangku pada muara, kelak kau tasbihkan sebagai hari paling nestapa. Bahagia kita, selesai dalam satu masa...
- Jakarta, 18 Mei 2020 -