Sebermula fajar menyingsing, rekah kelopak bunga bunga dimanjakan tetes embun sedari malam. Ada candu pada rindu yang ingin segera temu. Meski kini aku tunggal. Tinggal sendirian. Mencoba setabah gurun, saat yang lain dicumbu penghujan. Menikmati kebebasan seperti burung, meski didera musim bergantian. Rindu ini bersandar pada ketiadaan, tak akan dipinang.
Kau, enggan datang. Tinggalkan senja yang berwarna kecemasan. Sebuah jingga, untuk mereka dengan ingatan yang menolak lupa.
KEMBALI KE ARTIKEL