Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Masih Prestisiuskah Panasonic Gobel Award?!

7 April 2014   01:53 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:59 708 0
Misalnya saya tanya kepada Anda siapakah presenter berita dan talkshow favorite anda:

a. Putra Nabanan b. Najwa Shihab  c.Jeremy Teti

Mana yang Anda pilih? Sependapat. Anda pasti memilih Putra Nababan atau Najwa Shihab.

Tapi di Panasonic Gobel Award (PGA) semalam, yang mendapatkan award untuk kategori ini adalah Jeremi Teti. Itulah keajaiban Panasonic Gobel Award. Meski sudah memasuki penyelenggaraan yang untuk ke-17 tahun metodologinya masih menggunakan rating bases dan pilihan sms. Sebuah metodologi yang paling lemah.

Dengan rating bases, lima program dalam Top 5 perolehan rating dalam setahun terakhir lah yang terpilih masuk sebagai nominee. Lima terbaik akan dipilih oleh pemirsa melalui SMS. Sementara untuk nama individual panitia menyelenggarakannya dengan cara survei. Artinya siapapun asal masih dalam ingatan responden akan masuk. Ini akhirnya nama nama Desi Anwar, Ira Koesno dan Rosiana Silalahi pada penyelenggaraan sebelumnya masih masuk meski mereka sudah tidak bersiaran lagi.

Kejutan tentu datang dari Jeremy Teti. Sahabat saya di Liputan6 SCTV dulu ini sudah setahun tak bersiaran. Dia banting setir ke dunia hiburan dan wow! masih memenangi kategori presenter news dan talkshow, mengalahkan Najwa Shihab, Putra Nababan dan Karni Ilyas.

Keanehan lain, dan ini sudah lama terjadi. Pemenang presenter news belum tentu selalu sama dengan kategori program news favorite. Beberapa tahun ini yang dapat award adalah Seputar Indonesia RCTI. Awam menilai jika presenternya favorite pasti pula program beritanya favorite. Tapi ini ajang pooling sms, bukan penjurian. Pengerahan massa untuk memilih program yang diunggulkan kerap dilakukan pihak statiun televisi. Mereka membagikan kartu perdana kepada karyawan lalu yang mendapat kartu wajib memberi dukungan via sms. Ini sah sah saja meski pada akhirnya pemirsa tidak mendapatkan kenyataan bahwa yang terbaiklah yang dipilih. Malah buat saya pribadi ajang ini hanya ajang hiburan belaka.

Jika saya ajukan kembali pertanyaan, program berita apa yang anda sukai:

a. Seputar Indonesia b. Apa Kabar Indonesia c. Metro Hari ini  d. Liputan6

Saya tau jawaban Anda, tapi mungkin  jawaban Anda sekali lagi mungkin tidak sama dengan hasil pilihan dalam PGA ke 17 ini.

Begitulah kenyataannya meski dikritik sana sini pihak Panasonic tetap ingin melaksanakan ajang ini. Trans TV misalnya tahun ini memilih tidak ikut berpartipasi dalam event tahunan ini. Tidak ikut berpartisipasi, menurut Kepala Departemen Marketing TransTV, Hadiansyah Lubis artinya TransTV tidak memberikan dukungan, mengiklankan program program mereka yang masuk dalam nominee. "Silakan saja jika ada yang masuk, tapi kami tidak mendukung," katanya kepada Kompas.

Kelemahan cara penilaian di PGA ini memang tidak membuat program atau televisi yang station share atau program mereka dengan rating yang tidak baik bisa terpilih. Karenanya meski sarat dengan dokumenter terbaik, kategori dokumenter tidak jatuh ke KompasTV, MetroTV atau TV One. Kategori dokumenter justru jatuh ke program On The Spot yang bahan bakunya terbuat dari footage youtube. Documentary maker mana mau melihat program macam On The Spot ini disebut sebagai program dokumenter. Mungkin Trans7 yang punya acara ini juga demikian.

Kawan-kawan pembuat dokumenter hebat lebih suka bertarung di FFI, Adiwarta Sampoerna, Adinegoro dan KPI Award. Keempat award yang saya sebutkan ini menggunakan sistem penjurian dan dikenal sangat ketat dalam seleksi dan penjurian. Di ajang inilah KompasTV, TV One, Net, Metro dan Trans7 sering bertarung dalam karya karya hebat mereka. Tapi keempat awarding ini exposure mereka minim sekali.

Andai misalnya Pak Rahmat Gobel berkenan, saya usulkan dana PGA bisa dialihkan ke KPI Award yang makin lama penyelenggaraannya makin baik. Kita tentu ingin melihat bahwa pemenang PGA itu mengena ke semua televisi, tidak ada tv yang tidak berpartisipasi. Pemenangnya pun sesuai dengan ekspektasi pemirsa kebanyakan. Program TV yang baik juga diapresiasi dengan baik pula. Jadi masih prestisuiskah PGA buat insan televisi, barangkali iya untuk sekadar acara red carpet dan hiburan buat mereka. (AJP)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun