Ali pun memulai persiapan presentasinya dengan mengumpulkan berbagai cerita tentang orang-orang yang berbuat baik kepada sesama. Ia menemukan banyak cerita inspiratif dan mulai merangkai cerita tersebut dalam presentasinya.
Pada hari presentasi, Ali mempresentasikan ceritanya dengan penuh semangat dan rasa percaya diri. Ia menceritakan kisah-kisah tentang orang yang rela membagi makanan mereka dengan orang yang kelaparan, atau membantu orang yang kesulitan dalam kehidupan mereka. Ia juga menekankan pada pentingnya merangkul semua orang, tanpa memandang suku, agama, atau ras.
Setelah presentasinya selesai, Ali merasa senang dan bangga dengan dirinya sendiri. Namun, ia tidak menyadari bahwa ada seorang teman sekelasnya yang terpukul oleh presentasi tersebut. Temannya itu adalah seorang anak yang seringkali mengejek Ali karena ia taat beragama.
Saat jam istirahat, teman Ali itu mendekatinya dan berkata, "Ali, aku ingin meminta maaf karena dulu aku seringkali mengejekmu karena kamu selalu taat beragama. Aku merasa malu dan bersalah karena kamu lebih baik daripada aku."
Ali pun tersenyum dan berkata, "Tidak ada yang perlu kamu minta maaf, temanku. Kita semua punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Yang penting adalah kita saling menghargai dan menghormati satu sama lain."
Teman Ali itu pun merasa terharu dan berkata, "Kamu benar, Ali. Aku harus belajar lebih banyak tentang agama dan menjadi lebih baik seperti kamu."
Dari cerita ini, kita bisa belajar bahwa menjadi baik kepada sesama adalah nilai penting dalam agama. Kita harus selalu berusaha untuk menghargai dan menghormati satu sama lain, tanpa memandang suku, agama, atau ras. Dengan berbuat baik kepada sesama, kita bisa membawa kebaikan dan keberkahan dalam hidup kita dan orang lain.