Bermodalkan pemain dengan rekruitmen yang lebih adil. Pasukan Riedl menjelma menjadi macan ASEAN. Penguasa dunia sepak bola ASEAN sebelumnya, Thailand dipaksa pulang membawa malu meski ditukangi pelatih reputasi jempolan, Robson. Euforia serta merta meluas di seluruh negeri. Mereka yang nasionalismenya mulai memudar karena berbagai erupsi dan dekadensi moral pemimpin bangsa kembali menebal. Bersatunya bangsa Indonesia karena prestasi ini juga merupakan pencapaian terbaik membobol sekat2 perbedaan diantara anak bangsa.
Di balik pesta pora prematur itu tersembul kekuatiran, tidakkah semua ini bisa menjadi bumerang bagi timnas ??. Fenomena itu mulai merasuki pikiran sang pelatih dan beberapa pengamat dan tokoh sepak bola tanah air. Blow up berlebihan media yang menguras energi pemain dengan wawancara disana-sini. Konsentrasi pelatih menyiapkan strategi mumpuni menghadapi Filipina juga terganggu dengan mengurusi wartawan yang mengusik timnas. Berkali2 sang pelatih jenius ini mengingatkan kita agar konsentrasi pemainnya jangan diganggu.
Dengan mudah pelatih filipina dapat mengintip kekuatan kita termasuk bocoran kelemahan pasukan merah putih dari berbagai pemberitaan itu. TV kita di Filpina dapat dengan mudah ditonton mereka. Sebaliknya apa yang dapat pelatih kita pelajari dari tim Filipina kecuali beberpa rekaman pertandingan dan kesempatan nonton langsung pada partai penyisihan mereka di group B.
Tulisan ini tidak bermaksud mengurangi optimisme tapi mengingatkan akan bahaya pada perlakuan yang berlebihan. Dukungan dan pujian hendaknya proprsional agar anak-anak merah putih tidak terbuai apalagi merasa menang sebelum bertanding. Dua hal yang di ingatkan Napoleon " jangan pernah merasa kalah atau menang sebelum perang usai sebab keduanya sama berbahayanya"
Filipina dengan kekuatan baru bukanlah Kesebelasan kacangan yang dengan mudah dapat dikalahkan. Sepanjang penyisihan mereka hanya kebobolan satu gol. Selain itu tim ini mempecundangi salah satu raksasa ASEAN, Vietnam di depan hidung pendukungnya 2 gol tanpa balas. Pelajaran menaklukan Tim di kandangnya mereka paham betul!.
Semoga kekuatiran ini hanya paranoid. Namun bila pemain terlena dengan segala pujian yang di dapatkannya dan lupa memenangkan pertandingan.....maka kita akan menyaksikan garuda keok di lumat Filipina...
Semoga tidak terjadi,..kita berharap Indonesia dapat memenangkan semua pertandingan sisah dan mengangkat trophy yang telah lama dirindukan segenap bangsa....Bravo Tim Garuda