Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan Pilihan

Tips dan Trik Membawa Anak Ikut Nangkring Kompasiana

3 Januari 2015   18:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:53 57 6
Pulang dari Semarang, benda pertama yang saya jangkau adalah laptop saya. Kenapa? Ada komentar pada link yang saya sharingkan di suatu grup. Kaget dengan komentar tersebut, refleksi dan doa saya jujur saja terkontaminasi. Dalam hati saya berdoa sungguh-sungguh, agar saya jangan melukai hati siapa-siapa lagi. Punya 1000 teman aja kurang, saya ngga ingin mencari pertengkaran.

Saya menyimak artikel saya kembali dan mencoba menemukan kesalahan saya.

Saya bertanya pada rekan admin saat bertemu, apa yang sebaiknya saya lakukan. Namun sampai saat ini, saya merasa masih gamang. Dalam kegamangan ini, saya ingin mencoba berkisah mengenai mbak Indah Noing, kompasianers yang biasa membawa putra-putrinya dalam acara nangkring.

Seingat saya, sebanyak saya mengikuti acara nangkring, hanya 1 kali mbak Indah tidak membawa ketiga anaknya. Nangkring pertama saya bertemu dengan mbak Indah adalah saat nangkring Fiksiana Community, yang menghadirkan Kang Benny Rhamdani dan mbak Wylvera. Itu saat pertama kalinya saya melihat kompasianer Indah, dan setengah terheran-heran. Membawa 3 anak sekaligus??? Membawa 1 anak saja belum tentu mudah. Ini 3 anak. Saya terkejut dan jujur saja terpesona. Dani anak tertuanya baru kelas 2 SD, Vicky masih TK dan Boci, 2 tahun. Boci itu badannya aja ngga seperti anak 2 tahun.

Mereka sibuk sendiri di belakang ibunya yang sedang mendengarkan Kang Benny dan Mbak Vera. Saya tidak ingat tepatnya apa yang mereka lakukan, namun waktu pulang saya sempat nanya, "Kok bisa sih mbak?"

Mbak Indah berbagi trik pada saya,... (jujur saja saya sebenarnya belum punya anak, belum perlu, tapi saya kagum)

1. Beritahukan pada ananda, bahwa kita mau belajar. Anak-anak bisa memahami kok kebutuhan orang tuanya belajar, dan ini adalah kesempatan yang baik untuk memberikan teladan pada anak, nih, mama sudah seumur ini mau belajar, jadi kita jadi contoh sama anak punya kemauan belajar.

Mbak Indah bilang pada ketiga anaknya, "Nak, kamu harus behave. Ngga ribut dan jangan mengganggu, atau mama tidak bisa belajar, kita keluar dan pulang saja."

2. Agar anak tidak mengganggu, sebelum pergi, Mbak Indah menyiapkan tas berisi pernak-pernik yang ingin anaknya gunakan mengisi waktu. Ada pensil warna (Vicky, Boci), buku bacaan (Dani), tak jarang juga mainan ataupun makanan kecil, khawatir anaknya lapar.

Waktu melihat perlengkapan senjatanya itu saya ngakak. Tertawa terbahak-bahak. Jahat ya saya menertawakan? Habisnya, banyak sih, dan anaknya itu milih sendiri. Jadi tak ada alasan bagi si anak untuk bertengkar atau menimbulkan keributan.

3. Kenakan pakaian yang nyaman buat ananda. Karena mbak Indah menggunakan kendaraan umum, mbak Indah juga mengajarkan anak-anak behave di atas kendaraan umum. Ngga ada ceritanya sandal naik di atas kursi karena ingin melihat pemandangan. Itu big no..no walaupun pada Boci. Dan agak terkesima juga saya melihat perilaku Dani, Ia bisa memberikan tempat duduknya pada orang lain. Hebat. Kembali pada pakaian, anak-anak ini hampir selalu pakaiannya seragam. Sebenarnya pengen nanya juga, apakah menghindari anaknya hilang mbak Indah?

Pada acara nangkring terakhir, mbak Indah sempat cerita, Boci yang ngompol di celana. Ya ampun. Tetapi, mbak Indah, tetap semangat. Ia mengganti celana, beli di pasar Palmerah, dan siap belajar.

Pada saat nangkring kompasianival 2013, saya melihat bagaimana Boci menangis karena mbak Indah kelamaan antre Yoshinoya. Saya juga melihat anak-anak ini bertengkar sesaudaraan, (hal yang lazim saya rasa) juga saling menjaga. Well, kunci dari hal ini, komunikasi, pengalih perhatian, dan penjelasan pada anak.

Kegiatan nangkring bagi sebagian dari kami bukan sekedar kegiatan blog kompetisi, atau yang lain. Tetapi itu adalah kegiatan belajar. Tak heran kadang kala dalam ketekunan belajar, ada yang tidak terawasi oleh kita. Namun, bukan salah anda, bukan salah kita. Yang bisa kita lakukan adalah me minimalisir hal-hal yang kurang nyaman. Ibunda tak bersalah ingin belajar, anandapun wajar ingin bermain. Solusinya? Tuh diatas....

Salam edukasi

Maria Margaretha

NB:

Cara lain digunakan kompasianer lainnya, bawa bapaknya, minta bapaknya jagain. Ini pernah saya lihat. Pak Tubagus Encep mengantar istrinya belajar dengan Paula Meliana waktu itu. Anak sama bapak, ibunya belajar. Amaaaaaannnnn. (bikin iri saya nih waktu itu.)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun