Proyek Strategis Nasional (PSN)
Baru-baru ini banyak di laman sosial media saya terkait pembukaan lahan untuk pertanian seperti di papua khususnya di merauke, pembukaan lahan sebagai PSN (Proyek Strategis Nasional) untuk food estate dengan tiga jenis yaitu pertama seluas 500.000 hektar dibuka untuk perkebunan tebu dan bioetanol, kedua dibukakan seluas 100.000 hektar untuk optimalisasi lahan dan ketiga 1.000.000 hektar untuk sawah (BBC). Semua ini tentu ada keuntungan dan kerugian tersendiri atau ada juga yang pro dengan proyek ini dan juga ada yang kontra dengan proyek ini, hal ini menurut saya sudah biasa. Saya tentu berpikir mengenai PSN food estate ini, Apakah proyek ini menguntungkan untuk rakyat atau hanya sekedar uji coba? rasanya jika uji coba mengapa tidak melakukannya dengan skala yang kecil terlebih dahulu.Â
Terdapat pelbagai macam Proyek Strategsi Nasional dan beberapa program yang direncakan pada masa pemerintahan presiden ke 7 pak Joko Widodo dan ada juga revisi jumlah PSN yang ditentukan dari tahun 2016, direvisi kembali pada tahun 2017 dan revisi terakhir pada tahun 2018. food estate ini salah satu PSN yang menjadi program kerja presiden ke 7 pada tahun 2020-2024. menariknya pada tahun 2024 saat debat ke 4 salah satu cawapres saat itu menyinggung mengenai food estate ini, kata-kata yang terdapat dalam pembukaan debat itu yakni: "food estate terbukti mengabaikan petani kita, meninggalkkan masyarakat adat kita, menghasilkan konflik agraria dan bahkan merusak lingkungan kita". Â Perkataan salah satu wapres tersebut kita tidak bisa menjadikan acuan, tetapi perkataan tersebut kita jadikan sebagai pertimbangan apakah benar terjadi demikian.
Food Estate
Kemungkinan banyak yang akan bertanya-tanya mengenai program food estate ini karena dari sudut pandangan saya program ini "mungkin" dapat memberika angin segar bagi bangsa kita agar dapat swasembada beras, bahkan jika berlebih "kemungkinan" negara kita dapat mengimpor beras ke berbagai negara itulah yang saya pikirkan. Namun apa yang saya pikirkan harus bernilai secara objektif seperti mencari data-data dan fakta-fakta mengenai program food estate ini. Laman berita seperti BBC dan CNBC mengatakan bahwa program food estate ini mengalami kegagalan yang tujuan awalnya pembukaan lahan di Kalimantan Tengah untuk menanam padi beberapa dialih fungsikan menjadi menanam sawit karena mendapatkan kegagalan dari tahun 2021 hingga 2022.Â
Pada pemerintahan presiden ke 2, pak soeharto telah lebih dulu melakukan program PLG (Proyek Lahan Gambut) di kawasan Kalimantan Tengah yang kemarin menjadi salah satu lahan yang dialih fungsikan untuk program food estate. selanjutnya presiden ke 6, pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) juga telah melakukan program MIFEE (Merauke Integreted Food and Energy Estate) dan program ini juga mendapatkan berbagai penolakan khususnya pada masyarakat papua. Masyarakat papua menolak program MIFFE sebab pada program tersebut akan ditanami padi yang mana ini sama saja mendiskriminasi makanan pokok papua yang sebagian besar memakan sagu.Â
Saya merasa sejarah ini akan terus terulang semisal pemerintah tidak mengevalusai dari program kerja sebelumnya. Program PLG yang diwacanakan oleh presiden ke 2 menuai kegagalan akibat lahan kurangnya terpenuhinya unsur hara yang menjadi nutrisi dari tanaman, pada pemerintahan presiden ke 7 saya merasa ada sedikit harapan karena adanya padi lokal yang dapat tumbuh di lahan food estate tetapi pemerintah hanya memerintahkan untuk menanam satu jenis padi, sehingga para petani yang dilibatkan oleh pemerintah saya rasa belum sepenuhnya paham akan jenis benih atau bibit yang ditanam sehingga perlunya ada penyuluhan mengenai pembenihan, perawatan hingga memanen. Pemerintah juga perlu belajar dari beberapa sosial-budaya dari tempat yang akan dijadikan wilayah program karena hal ini dapat menurunkan penolakan dan menciptakan invasi baru dalam mengembangkan industri pangan di Indonesia. Sosial-budaya yang saya rasa sama dengan program pemerintah untuk mengembangkan food estate demi swasembada beras adalah suku badui dengan klaim swasembada beras hingga 100 tahun
Suku Baduy dengan Ketahanan Pangan
saya pernah mendengar mengenai ketahanan pangan salah satu suku yang ada di Indonesia, suku yang saya maksud adalah suku baduy. beberapa berita menyiarkan jika ketahanan pangan suku baduy dapat swasembada beras hingga mencapai 100 tahun lamanya. setelah sy mencari beberapa artikel terkait mengenai ketahanan suku baduy, saya dapat menyimpulkan bila suku baduy bahan pokoknya tidak hanya memakan nasi, tetapi ada juga ketela, ubi jalar, jagung, kentang dan talas sebagai bahan pengganti beras. Tidak hanya itu adapun aturan-aturan adat terkait dengan sosial dan spiritual, untuk sosial setiap orang yang sudah menikah diwajibkan memiliki lumbung dan tanah yang dapat di tanami, dari sisi spiritual suku baduy sangat menghormati keselarasan dari tanah yang dipakai untuk bercocok tanam, aturan tidak merubah fungsi sehingga tanah tetap terjaga.
Memang jika dibandingakan dengan suku baduy, Indonesia adalah negara yang besar dan baduy salah satu bagian dari Indonesia. penyeragaman sangat sulit dilakukan dengan masa yang besar, contohnya adalah indonesia yang ketika sudah ada aturan tetapi masih saja ada orang yang melanggar, lain halnya dengan suku baduy yang jumlah masanya sedikit dibandingkan dengan Indonesia sehingga untuk mengatur sosial lebih mudah dibandingkan dengan Indonesia. namun kita juga harus melihat bila suku baduy mengharuskan adanya ketahanan pangan di setiap keluarga seperti harus adanya lumbung dan bercocok tanam saat sudah memasuki masa menikah. Masyarakat Indonesia saat ini mengalami penurunan peminat pemuda untuk menjadi petani, disatu sisi kita memerlukan ketahanan pangan namun terganjal oleh ketidak stabilan harga pangan dipasar.
Kesimpulan
Indonesia masih bermimpi untuk mewujudkan menjadi negara pengekspor beras, bukan hanya itu saja, tetapi untuk swasembada beras saja Indonesia masih melakukan impor. Ini bukan menyalahkan mengenai impor beras yang masih, karena sy tahu juga kalau pemerintah berusaha menstabilkan harga  beras agar tidak meroket. namun saya juga teringat ketika tahun 2024 susah mencari beras dan ketika ada beras kita dipaksa untuk membeli beras tidak lebih dari 10 kg untuk sekali beli. Harga beras juga naik pada saat itu, namun harga beli beras masih murah saat di petani, bahkan petani ada sampai menjual dari gabah untuk menyiasati harga beli beras yang murah. Pemerintah juga dari masa pemerintahan Soeharto hingga masa pemerintahan joko widodo mengupayakan untuk swasembada beras dengan berbagai metode seperti PLG, MIFFE dan Food Estate namun percobaan ini perlu adanya dukungan dari para pakar untuk menyukseskan terciptanya swasembada beras bahkan ekspor beras. Bukan hanya itu, pendapatan untuk menjadi petani juga tidak menggiurkan di lihat dari kacamata anak zilenial sehingga penerus pertanian indonesia terancam sedikit.
Faktor-faktor lain seperti kestabilan politik dan ekonomi mempengaruhi dari swasembada beras di Indonesia dan kita juga tidak bisa membandingkan satu dengan yang lain, karena disetiapnya memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri. Contohnya membandingkan dengan suku baduy yang tingkat masyarakatnya tidak sama, kalaupun dibandingakan dengan negara lain seperti india, Indonesia adalah salah satu negara kepulauan terbesar sedangkan India adalah negara dataran sehingga luas wilayah untuk ditanami jauh lebih banyak.
Kita bisa mengambil saran dari suku baduy bahwa bahan sumber pokok bukan hanya beras saja, kita bisa memaksimalkan sumber bahan pangan yang lain sperti ketela, talas dan bahkan papeda (sagu) yang saat ini diperjuangkan oleh masyarakat desa adat di papua agar tidak sembarangan menebang pohon demi kepentingan beberapa orang dan bukan masyarakat ditempat itu berada.
Sumber:
Artikel berita:
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/16/04000021/daftar-proyek-strategis-nasional-2020-2024
https://www.bbc.com/indonesia/articles/cx2ymye345do
https://kmsep.faperta.ugm.ac.id/2023/12/02/715/
https://www.bbc.com/indonesia/articles/c05g4zlm80ro
Wikipedia: https://id.wikipedia.org/wiki/Proyek_Strategis_Nasional
Website resmi:
https://papua.bsip.pertanian.go.id/berita/pertanian-merauke-langkah-nyata-menuju-lumbung-pangan-dunia
https://ekon.go.id/publikasi/detail/62/pencapaian-proyek-strategis-nasional
Video:
https://www.youtube.com/watch?v=jJxX40xZXpM
https://www.youtube.com/watch?v=anuQxiXpQ7I
Artikel ilmiah:
http://etheses.uin-malang.ac.id/52802/7/19620071.pdf
https://ejournal.ppb.ac.id/index.php/jgi/article/download/989/757