Pagi itu, terlihat jelas di wajah Bu Tri gurat ketegangan ketika memasuki kelas. Maklum saja, kelas fisika 1 memang terkenal dengan muridnya yang selalu gaduh.
"Kalian adalah muridku, yang berarti juga sebagai anakku. Kalau kalian keberatan dengan cara saya mengajar, silakan keluar! Ini demi masa depan kalian, orang tua kalian telah menitipkan ke sekolah ini, itu berarti sekolah yang bertanggungjawab selama kalian berada di sini. Ada yang keberatan?"
Seisi kelas terdiam, saling memandang dan penuh tanda tanya. Sesaat kemudian wanita itu menyuruh murid-muridnya mengeluarkan tugas yang telah diberikan beberapa hari lalu.
Tiba-tiba Candra masuk kelas, ia terlambat datang karena bus kota yang ditumpangi mogok. Ia pun lupa dengan tugas matematika yang diberikan Bu Tri.
Saat diminta mengeluarkan dan diperiksa buku serta catatannya, ternyata kosong, dan hanya sedikit catatan yang ditulisnya. Spontan wanita paruh baya itu marah dan melempar buku itu ke bawah, lalu menginjak-injaknya.