Mohon tunggu...
KOMENTAR
Lyfe

Mana Suaranyaaaa...

24 Mei 2013   22:12 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:04 678 0
Itulah kalimat sakti yang sering kita dengar dalam setiap pertunjukan musik negeri ini. Baik dangdut, grup band, boy band, girl band atau penyanyi solo selalu saja kalimat yang sama seperti judul tulisan ini kerap diterikkan; "Mana suaranyaaaa.....!!!" atau; "Mari kita nyanyi sama samaaaa.....!!"

Entah siapa yang memulai dan kapan, yang pasti gejala ini bak virus, cepat sekali mewabah dan menyerang tanpa ampun kepada artis penyanyi kita.

Tak afdol rasanya jika pertunjukan musik tanpa disertai teriakan2 macam itu. Jangan tanya tentang kwalitas melihat tontonan seperti itu. Kalau anda pecinta musik sejati, saya yakin anda pasti jengah dan kalimat sumpah serapahpun acap kali terlontar dari mulut anda ketika melihat tayangan TV yang menyajikan artis penyanyi kita tampil secara live.

Baru satu bait lirik dinyanyikan, eh mik nya sudah disodorkan ke muka penonton. Ga gitunya, kita ini maunya nonton dia nyanyi lha koq malah disuruh nyanyi, mending kalau dapat bagian honornya hehe.

Tidak satu-dua lagu saja mereka melakukan itu, tapi untuk setiap lagu yang mereka bawakan sepanjang pertunjukan. Dalihnya, untuk menjalin keakraban antara penyanyi dan penonton, itu yang disebut interaksi, katanya.

Padahal aslinya mereka itu ga 'nutut' nyanyi pada nada2 tinggi dan sulit, maka disodorkanlah mik itu ke penonton. Untuk kebaikan itu penonton pun layak dapat award berupa ucapan; "Kalian luar biasaaa..!!" atau kalimat pujian lainnya.

Yah, itu sah2 saja mereka lakukan karena ada pembenaran untuk itu. Seperti pada acara ajang pencarian bakat di TV. Suatu ketika ada seorang peserta yang ga 'nutut' suaranya pada pertengahan lagu, maka disodorkanlah mik itu ke audience. Dan bak seekor kebo dicocok hidungnya penonton pun mau saja disuruh nerusin nyanyi.

Pada akhir penampilan, seorang dewan juri bukannya mengkritik penampilan peserta tadi tapi malah memuji dengan ucapan; "Kamu pintar mensisasatinya blablabla..."

Nah, kalau sedari awal sudah ditanamkan sikap seperti itu, maka kelak ketika mereka jadi penyanyi beneran prilaku itu akan selalu dibawahnya dan dijadikan kebiasaan yang dianggap wajar2 saja karena semua penyanyi melakukan hal yang sama.

Bagaimana halnya dengan penyanyi2 mancanegara (barat khususnya) apa mereka tidak ada yang melakukan hal seperti itu ? Jawabnya; "Sama saja, ada !". Yang membedakannya adalah; mereka lebih terkonsep, kapan saat yang tepat menyodorkan mik ke penonton dan kapan menyudahinya (lihat video klipnya Queen ketika membawakan "Love Of My Life"). Jadi pertunjukan itu benar2 enak untuk ditonton.

Tidak setiap lagu mik 'dilempar' ke penonton , waktunya pun acak2an dengan gaya nyanyi dan suara yang amburadul pula, tentu saja disertai teriakan; "Mana suaranyaaaa...!!". Itu yang dilakukan oleh banyak penyanyi kita.

Lagu yang tadinya indah direkam di studio, jadi ancur terpenggal-penggal oleh suara sumbang nyanyian penonton dan penyanyi aslinya yang sudah tidak merdu lagi (maklum, di studio bisa disiasati dengan teknologi recording).

Mestinya lagu tadi bisa jadi satu kesatuan yang utuh meski terjadi interaksi antara penyanyi dan audience asal, itu tadi...terkonsep dan tahu waktu kapan berinteraksi dengan benar dan yang terpenting lagi penjiwaan setiap kali menyanyikan ssebuah lagu !

Saya bayangkan kala Trio Macan nyanyi "Iwak Peyek", saking antusiasnya, yang keluar bukannya teriakan; "Mana suaranyaaa...!!" tapi; "Mana iwak peyeknyaaaa...!!". Nah lo, penonton yang disodori mik pun membalasnya dengan lantang; "Ini bukan warteg buuu....!!"

Salam ! "Mana suaranyaaa....!!"

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun