Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

Menembus Malam

19 Desember 2013   13:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:44 25 0

Aku, menembus malammu yang tak terbatas, untuk menghapus prahara yang sampai kini belum terjawab. Setapak menjajaki batu-batu yang menggigil dan hembus angin yang mendesir. Setumpuk kerikil sesekali menggoyahkan tubuhku yang beku saat roda tebal berjalan melintas di atasnya. Gemuruh suara yang ku tarik dari lentiknya pergelangan tangan, mengusik ribuan mata yang terjajar lelap. Rembulanpun nampak ciut memperlihatkan anggun tubuhnya yang merona sepertiga, tertutup sekat-sekat kecanggungan senja. Riuh besi-besi tua mendesing, menolak dirinya untuk berjaga oleh yang punya karena waktu yang tak lagi muda. Cahaya temaram menyala redup di atas pelupuk mata, di setiap sisi jalan panjang. Namun.., kulihat sekelompok manusia sedang asyik menghibur diri, di sudut balai reot yang hangat dengan tawa reda. Mereka menyapaku dengan senyuman kekerabatan bersahaja. Saat perlahan sambil menganggukkan kepala dan simpulan bibir menyala, terdengar sahutan syahdu dan petikan merdu mengiringi tarian-tarian jemari tanpa sadar diri yang mereka hiasi di sela kewajiban yang tak datang di kala siang. Sementara, kepalaku ling-lung dan fikirku lelah setelah ku coba sambung ketidakpastian dari angka-angka yang kau berikan untuk menyapamu dan mempertahankan keindahan. Akupun melawan kehendak diri dengan menembus malam, dengan langkah perlahan sambil membayang angan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun