Ibnu Umar رضي الله عنهما pernah ditanya, “Apakah
para sahabat Rasulullah صلى الله عليه وسلم juga pernah tertawa? Maka beliau pun menjawab, “Ya, akan tetapi keimanan di hati mereka lebih besar dari gunung. ” (dinukil dari
Al-Misykah: 4749 melalui perantara kitab
Qawaid wa fawaid min arbain annawawiyah karya Nazhim Muhammad Shulthon) Ini menunjukkan bahwa betapapun tingginya tingkat ketakwaan dan dekatnya kedudukan
mereka di sisi Allah, mereka juga layaknya manusia, bisa tertawa. Bahkan, itu juga telah dicontohkan oleh yang lebih mulia dibandingkan mereka yaitu Nabi kita صلى الله عليه وسلم, beliau pun pernah tertawa. Jadi, tidak mesti ciri orang yang bertakwa itu selalu “tegang” , menampakkan muka serius dan jarang tersenyum. Kalau begitu, tersenyum dan tertawalah, asal jangan tertawa dan senyum sendiri. Tersenyum dan tertawalah, asal jangan berlebihan. Karena,
para shahabat tertawa, akan tetapi keimanan mereka terjaga dan kokoh laksana gunung. Kalau kita? Tertawa, tertawa, dan terus tertawa, iman kita jadi laksana? Jakarta, 29 Dzulqa'dah 1432/27 Oktober 2011
anungumar.wordpress.com
KEMBALI KE ARTIKEL