Mohon tunggu...
KOMENTAR
Filsafat

Memaknai Hidup dalam Hubungannya dengan Masalah

4 Desember 2009   12:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:04 5007 0
Banyak orang yang menanyakan apa makna dari sebuah hidup dengan berbagai masalah masalah yang dihadapinya? atau kalau mau disederhanakan pertanyaannya menjadi, Apasih yang dicari dalam kehidupan ini? Pasti dari semua pembaca pernah mengalami atau memiliki pertanyaan diatas dalam perjalanan kehidupan anda, paling tidak pertanyaan ini akan datang pada saat anda mengalami banyak sekali permasalahan-permasalahan yang harus anda hadapi. Lalu apa yang harus anda lakukan?, Hanya mencari jawabannya saja untuk memuaskan dahaga atau emosi anda atas sebuah pertanyaan tersebut? Atau anda mau belajar semua kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dalam kehidupan anda yang akan membuat hidup anda menjadi lebih mulya buat anda dan dihadapan Sang Pemberi Hidup yaitu Allah SWT ? Pada dasarnya Hidup itu adalah sebuah pilihan, intinya tidak bisa kita pungkiri, kita berhak 100% untuk memilih jalannya sendiri sendiri atas semua kehidupan yang kita jalani. Hidup anda akan menjadi baik, bila pilihan hidup anda melakukan banyak kebaikan, namun sebaliknya hidup anda akan tidak baik bila pilihan hidup anda banyak melakukan kesalahan. Lantas timbul pertanyaan, apakah kesalahan itu semuanya mutlak akan memberikan hasil keburukan dalam sebuah kehidupan?, atau sebaliknya, apakah semua kebaikan pasti akan memberikan hasil kemulyaan dalam sebuah kehidupan? Atau ada hubungan timbal balik antara keduanya (kebaikan dan kesalahan) yang berjalan secara harmoni (seimbang) yang memberikan banyak pelajaran dan manfaat kepada kehidupan anda? Maaf, kali ini penulis banyak sekali memberikan statement dalam bentuk pertanyaan- pertanyaan, seperti yang penulis sampaikan diatas, namun semua ini tidak ada maksud apapun, apalagi mengajari/menggurui semua pembaca, sama sekali tidak, semua penulis lakukan hanya untuk berbagi saja, karena banyak sekali bahwa saya, anda dan kita semua mengalami atau menjumpai pertanyaan-pertanyaan diatas tersebut dalam keseharian kehidupan kita, sehingga membuat penulis ingin sedikit berbagi sebuah pemikiran yang kiranya dapat memberikan sedikit manfaat buat kita semua. Baik, mari kita bahas satu demi satu semua pertanyaan itu, dan kita coba mengevaluasinya, dengan melibatkan Perasaan (hati) dan Pikiran (logika) sehingga kita bisa menyeimbangkan semuanya dan ini akan banyak memberikan manfaat buat kita semua. Dari judul diatas penulis melontarkan dua hal, yaitu Hidup dan Masalah, dari dua hal ini maka timbul-lah semua pertanyaan yang diwakilkan pada semua pertanyan-pertanyaan yang penulis sampaikan diatas. Hidup itu apa?, Pada kesempatan ini saya tidak akan membahas definisi dari ‘hidup' ini, karena pasti akan banyak sekali definisi yang bisa kita dapati, tapi yang akan kita bahas adalah ‘cara' kita memaknai arti ‘hidup' yang kita jalani. Ya..., cara memaknai, dalam artian cara pandang kita atas sebuah kehidupan dengan berbagai permasalahannya. Kita bisa memandang hidup itu sebagai sebuah kemulyaan, kebahagiaan, kesuksesan, dan sebagainya, tapi bisa juga kita memandang hidup itu sebuah kesedihan, kegagalan, kepahitan dan sebagainya. Jadi dalam memaknai arti hidup itu sangat bergantung dari cara kita memandangnya pada sebuah kehidupan itu sendiri, artinya bila cara pandang kita dilihat dari sudut pandang bahagia, maka akan memperoleh kebahagiaan, namun sebaliknya bila kita melihatnya dari sudut pandang sedih, maka akan memperoleh kesedihan. Agar memudahkan apa yang dimaksud dari penulis, maka saya akan memasukkan sebuah illustrasi yang bisa memberikan contoh dari maksud tersebut. Ada sebuah kisah, seorang ibu yang sangat menyayangi kedua anaknya, yang pertama adalah anak laki lakinya berjualan minuman dingin (Es buah dan sebagainya), sedangkan yang kedua adalah anak perempuannya berjualan payung. Setiap hari ibu ini selalu dirundung kesedihan yang sangat mendalam, karena di muka jendela rumahnya ia selalu merenungi keadaan hidup kedua anaknya, bila hari sedang panas terik, ibu ini selalu sedih memikirkan anak perempuannya, karena hasil penjualan payungnya akan turun drastis, dan keesokan harinya bila hari hujan lebat ibu ini selalu sedih juga karena memikirkan anak laki lakinya yang akan merugi akibat penjualanan minuman Es-nya tidak laku. Apa yang anda petik dari kisah diatas? Ya..., ibu ini melihat arti ‘hidup' dari sudut pandang kesedihan, sehingga yang datang kepada ibu ini adalah kemurungan, dan teman temannya. Tapi coba kalau kita rubah cara pandangnya ibu ini menjadi, Bila hari sedang panas terik, ibu ini memikirkan anak laki lakinya, dengan semua keuntungan yang diperoleh anaknya dari hasil penjualanan minuman Es-nya, maka ibu ini akan bahagia, dan datang kepada Tuhan dengan mengucapkan rasa syukur, dan bila hari sedang hujan lebat, ibu ini memikirkan anak perempuannya dengan segala keuntungan yang diperoleh anaknya dari hasil penjualan payungnya, maka ibu ini akan bahagia, dan datang kepada Tuhan dengan mengucapkan rasa syukur. Apa yang bisa anda petik dalam ulasan kisah yang saya rubah ini? Apakah ada perbedaan yang bermakna?, ingat! ‘masalah' yang dihadapi ibu ini tetap, yaitu keadaan kehidupan kedua anaknya yang sangat ia kasihi, namun yang berbeda adalah ‘cara' sudut pandang ibu ini dalam melihat arti ‘hidup' yang dijalani kedua anaknya yang akan membawa ibu ini kedalam situasi kemurungan/kesedihan dan teman temannya atau akan membawa ibu ini kedalam situasi kebahagiaan yang berujung dengan rasa syukur kepada pemilik kehidupan yaitu Allah SWT. Kembali kepada statement, ‘hidup adalah pilihan', maka anda mempunyai hak 100% untuk memilih cara pandang anda terhadap arti sebuah kehidupan, penulis tidak akan mempengaruhi pilihan-pilihan tersebut, silahkan anda memilihnya sendiri dalam kehidupan anda. Jadi hidup dalam sebuah kehidupan itu sangat indah (Life is beautiful) bila kita memilih cara memandangnya dengan sudut pandang kebahagiaan, dan sebaliknya hidup itu akan sulit bila kita memilih cara memandangnya dengan sudut pandang kesedihan. Lalu adakah yang mempengaruhi anda untuk memilih dari salah satu pilihan itu? Jawabannya "Ya" ada!, apa itu? Yang mempengaruhi anda adalah ‘Pikiran' dan ‘Perasaan'. Pikiran diwakilkan oleh Logika anda dan Perasaan diwakilkan oleh Hati anda (nanti ada kaitannya dengan manajemen pikiran dan manajemen hati). Dari kedua ini, mana yang paling dominan menguasai diri anda, pada saat anda dihadapkan pada sebuah masalah, disini ada lagi pilihan, anda akan mengedepankan pikiran atau anda akan mengedepankan perasaan, atau alternative lain anda akan mengkombinasikan keduanya yaitu pikiran dan perasaan yang anda olah sedemikian rupa dalam keseimbangannya yang sangat harmonis, sehingga anda akan mendapatkan hasil yang sesuai dengan keinginan dan harapan anda. Silahkan anda tentukan sendiri pilihan itu!. Tapi penulis akan sedikit memberikan informasi secara agak lain dari biasanya, dan ini bukan karena penulis sebagai seorang pribadi yang berprofesi sebagai dokter, namun ini adalah dari hasil analisa ilmiah dibidang kesehatan jiwa dan sedikit menyinggung anatomi tubuh. Ada beberapa hal dalam tubuh kita yang akan mempengaruhi pilihan-pilihan kita, dalam melihat sebuah makna dari sebuah kehidupan yang dijabarkan dalam serangkaian masalah-masalah yang kita hadapi, dan sikap pilihan apa yang akan kita pilih dalam menentukan cara pandang kita tersebut, mengedepankan Pikiran (logika), mengedepankan Perasaan (hati) atau mengkombinasikan keduanya. Inilah ulasannya : Manusia diciptakan oleh Sang Kuasa yaitu Allah SWT, diikuti penciptaan mahluk mahluk lainnya, berupa mahluk hidup, bumi, langit dan semua ciptaan Allah SWT. Khususnya dalam perkembangan mahluk hidup ini, akan mengalami proses yang dikenal sebagai proses Evolusi, ya..., evolusi kehidupan. Apa Evolusi kehidupan itu? Disini ada dua hal yaitu evolusi dan hidup. Pengertian Evolusi adalah sebuah proses perubahan yang sangat panjang yang melibatkan semua unsur yang mempengaruhi jalannya sebuah kehidupan itu sendiri. Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: - variasi - reproduksi - seleksi Sifat-sifat yang menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen oleh mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antara spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi. Terdapat dua mekanisme utama yang mendorong evolusi: 1. Seleksi alam yang merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam. 2. Hanyutan genetika (Bahasa Inggris: Genetic Drift) yang merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan acak pada frekuensi sifat dalam suatu populasi. Hanyutan genetika dihasilkan dari probabilitas apakah suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi. Pengertian Hidup secara umum : Hidup adalah cinta Hidup adalah harapan Hidup adalah cita cita Hidup adalah kesempatan Hidup adalah survival Hidup adalah kehendak Hidup adalah kesadaran Hidup adalah kesuksesan Hidup adalah ......dan seterusnya dan seterusnya, silahkan anda tambahkan sendiri pengertian berikutnya sesuai hasil pemikiran anda. Dari semua pengertian tersebut semuanya melibatkan ‘Emosi', ingat! emosi disini tidak identik dengan kemarahan belaka seperti definisi umum yang ada disebagian besar masyarakat kita, Emosi yang dimaksud adalah istilah yang digunakan untuk keadaan mental dan fisiologis yang berhubungan dengan beragam perasaan, pikiran, dan perilaku. Emosi adalah pengalaman yang bersifat subjektif, atau dialami berdasarkan sudut pandang individu. Emosi berhubungan dengan konsep psikologi lain seperti suasana hati, temperamen, kepribadian, dan disposisi. Kata "emosi" diturunkan dari kata bahasa Perancis, émotion, dari émouvoir, 'kegembiraan' dari bahasa Latin emovere, dari e- (varian eks-) 'luar' dan movere 'bergerak'. "Motivasi" juga diturunkan dari movere. Jenis Emosi bisa berupa: - Cinta - Perasaan - Bangga - Sifat - Benci - Terkejut - Takut - Suasana hati - Dan lain lain. (catatan: sumber dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas) Dari definisi Emosi ini,  dapat kita lihat ada dua kelompok besar, yaitu yang memiliki sifat ‘Positive' dan yang memiliki sifat ‘Negative'. Lalu apa kaitannya dengan proses evolusi kehidupan tadi?. Dalam proses Evolusi kehidupan ini, Anda, saya dan kita semua adalah hasil evolusi ribuan tahun yang lalu, Archaic Homo sapiens berevolusi antara 400.000 dan 250.000 tahun yang lalu, yang dalam perkembangannya mengalami banyak perubahan perubahan yang sangat signifikan terutama dalam perkembangan otaknya, sehingga inilah yang turut serta ikut menentukan spesies manusia (homo sapiens/Cro-magnon) menjadi penguasa di jagat raya bumi ini, sehingga manusia-lah yang bisa membuat kehidupan di bumi ini menjadi seperti sekarang ini. Dalam perkembangannya manusia termasuk dalam kelompok hewan mamalia (menyusui) seperti hewan hewan lainnya, namun dalam perkembangan otaknya manusia mengalami evolusi yang sangat luar biasa dibandingkan hewan hewan lainnya. [caption id="attachment_33457" align="alignleft" width="300" caption="Anatomy of the Human Brain by Adam's atlas of Anatomy"][/caption] Pada mulanya bekal awal dari Tuhan untuk semua mahluk hewan adalah sama, yaitu Otak mamalia (istilah anatominya System limbic) dan batang otak (istilah anatominya brainstem/medulla oblongata/spinal cord) (primitive brains). Tapi dalam perkembangan evolusinya otak manusia berkembang dan memiliki Neo Cortex (otak besar) istilah anatominya Cerebrum dan Cerebellum (otak kecil). Nah, dengan adanya proses perkembangan dari evolusi otak ini yang berubah dan berkembang menjadi Neo Cortex (otak besar) maka manusia bisa menjadi penguasa jagad raya dibumi semesta ini. Apa hubungan antara otak besar, otak mamalia, batang otak dan otak kecil ini? Otak besar ada dua yaitu otak kiri dan otak kanan, yang kiri berfungsi dalam analitik, memori jangka pendek dan kognisi, sedang otak kanan berfungsi sebagai deskriptif (gambaran), memori jangka panjang dan art/seni dan semuanya ini berkaitan erat pada proses berpikir, analisa dan logika. Otak mamalia (limbic system) lebih berperan kepada jembatan/bridge yang menghubungkan otak besar dengan batang otak dan otak kecil, secara umum lebih berperan kepada penentuan pilihan positive dan negative, lebih mengena pada hal hal yang berkaitan dengan perasaan/emosi, berkaitan dengan proses hit and run (menyerang atau lari), pengaturan kadar hormonal (diwakili oleh fungsi hypothalamus), dan pada bagian ini tidak ada sama sekali proses berpikir (logika/analitik) Batang otak (brainstem) lebih berperan kepada pengaturan system syaraf otonom yang jelas terlihat pada pengaturan detak/frekuensi jantung dan pernafasan, pada bagian ini juga tidak terdapat adanya proses berpikir. Otak kecil (cerebellum), lebih berperan kepada pusat keseimbangan (balance), pengenalan situasi dan ruang, kiri/kanan, depan/belakang, tinggi/rendah, atas/bawah, rasa berputar, tepatnya keseimbangan terhadap posisi, pada bagian ini juga tidak terdapat  adanya proses berpikir. Jadi sekarang kita sudah mendapat kejelasan mengapa manusia sangat berbeda dengan mahluk hewan lainnya dalam menjalani proses kehidupannya, manusia bisa berpikir dan seterusnya, sedang hewan-hewan lainnya tidak, hal ini didasarkan atas perbedaan yang sudah kita ketahui bersama dari perkembangan otaknya dalam proses evolusi tadi. Jelas karena hewan-hewan lain hanya dibekali 3 unsur yaitu otak mamalia (yang tidak mengalami evolusi menjadi otak besar seperti yang dialami manusia), batang otak dan sebagian kecil juga memiliki otak kecil, sehingga mereka ini tidak memiliki kemampuan berpikir, analisa dan logika seperti manusia, karena tidak memiliki Neo Cortex ini, sehingga kemampuan hewan-hewan lain hanya bisa melakukan, emosi saja tanpa diikuti memampuan berpikir, analisa dan logika. Hewan-hewan lain hanya memiliki kemampuan marah, sedih, senang, gembira, benci, cinta, sayang dan emosi-emosi lainnya yang hanya berdasarkan insting dan intusi, tapi bukan berdasarkan proses berpikir, analisa dan logika. Tapi pada manusia, kita memiliki semua kemampuan itu, mulai dari melibatkan proses berpikir, analisa, logika, semua jenis emosi, insting dan intusi. Maka jadilah manusia mahluk yang paling sempurna dari semua ciptaan Allah SWT, maka patutlah kita selalu mensyukuri atas semua nikmat ini. Sekarang kita akan membahas, kaitannya dengan cara kita me-manajemen pikiran dan manajemen hati yang sempat saya singgung diatas. Dalam kaitannya penjelasan yang menerangkan anatomi otak tadi, maka dapat sedikit saya singkat saja, bahwa otak mamalia (limbic system) ini berfungsi dan berperan kepada kedua manajemen ini yaitu manajemen pikiran (otak besar) dan manajemen hati (perasaan/emosi) Jadi dapat saya umpamakan system limbic (otak mamalia) ini sebagai ‘saklar' atau ‘stop kontak' seperti tombol on/off pada dinding dirumah anda yang bisa menyalakan dan mematikan aliran listrik kepada lampu di setiap ruangan di rumah anda, mengapa saya illustrasikan/umpamakan seperti saklar/stop kontak ini? Mari kita ulas lebih lanjut. Seperti anda ketahui fungsi saklar atau stop kontak ini adalah sebagai pengatur, apakah arus listrik ini akan diteruskan kepada yang membutuhkannya seperti lampu atau dihentikannya aliran arus listrik ini. Nah system limbic ini juga sebagai saklar atau stop kontak bagi semua informasi yang masuk kepada system kerja semua otak anda yang berkaitan khususnya pada masalah ‘emosi positive' dan ‘emosi negative' ini, apakah akan diteruskan aliran informasi ini kepada otak besar agar melakukan proses berpikir, analisa dan logika, atau menghentikannya cukup di tingkat otak mamalia saja yang akan memprosesnya sebagai informasi yang hanya melibatkan perasaan/hati/emosi saja. Jadi peranan system limbic inilah yang menentukan, apakah anda akan mengedepankan proses berpikir, analisa dan logika anda dalam melihat semua masalah yang ada dalam kehidupan anda?, atau anda akan mengedepankan perasaan/hati dan emosi dalam melihat semua masalah yang ada dalam kehidupan anda? Atau pilihan lain yang berupa mengkombinasikan keduanya yaitu pikiran/logika (otak) dan hati (perasaan/emosi) anda dalam melihat semua masalah yang ada dalam kehidupan anda?. Silahkan anda memilihnya sendiri. Kalau anda mengetahui dan mampu mengelola fungsi on/off dari saklar di system limbic di otak anda ini, maka anda akan bisa melakukan pilihan dari ketiga pilihan itu. Dan kemampuan mengelola inilah yang akan kita bahas dalam manajemen pikiran dan manajemen hati pada kesempatan penulisan artikel saya berikutnya. Akan saya gambarkan sedikit cara me-manajemen itu secara singkat dan sederhana, yaitu memfungsikan saklar pada system limbic ini, dalam menghadapi masalah masalah yang ada dalam kehidupan anda. Bila semua informasi yang anda terima berupa ‘emosi' ini yang ada dalam dua bentuk yaitu ‘emosi positive' dan ‘emosi negative' dan setelah kedua emosi ini masuk kedalam system kerja otak anda dalam hal ini melibatkan otak besar anda dan hati anda, maka bila anda memposisikan saklar system limbic anda dalam posisi On (menyala), maka semua informasi emosi ini diteruskan kepada otak besar dan otak besar anda akan bekerja untuk melakukan proses selanjutnya yaitu berpikir, analisa dan logika, namun bila posisi saklar system limbic ini anda posisikan dalam keadaan Off (mati), maka semua informasi emosi ini tidak akan diteruskan kepada otak besar anda, dan otak besar anda tidak akan melakukan semua proses tersebut (berpikir, analisa dan logika), dan informasi emosi ini hanya berhenti ditingkat hati/perasaan saja. Lalu manajemen apa yang akan terlihat dari fungsi saklar system limbic ini dalam mengolah informasi berupa ‘emosi positive' dan ‘emosi negative' ini? Kalau posisi saklar system limbic ini ‘on' artinya informasi diteruskan ke otak besar, dan sebaliknya bila dalam posisi ‘off' maka informasi tidak diteruskan ke otak besar. Kapan harus di posisi ‘On' dan kapan harus di posisi ‘Off' ? Inilah proses yang akan berlangsung dalam manajemen pikiran dan manajemen hati yang akan saya bahas dalam artikel selanjutnya secara detail. Sangat menarik bukan...? Bila anda mendapatkan sebuah informasi dalam bentuk ‘emosi positive', sekalipun posisi saklar system limbic ini dalam posisi on atau off, umumnya akan memberikan hasil akhir yang baik, namun sebaliknya bila anda menerima informasi berupa ‘emosi negative' dan posisi saklar system limbic ini dalam posisi ‘on' maka informasi ini akan diteruskan ke otak besar dan otak besar akan mengolahnya dalam semua proses berpikir, analisa dan logika, maka hasil akhirnya akan memberikan perilaku yang bermanfaat buat diri pribadi anda sendiri dan lingkungan anda, tapi bila posisi saklar system limbic ini berada diposisi ‘off', artinya informasi yang berupa ‘emosi negative' ini tidak diteruskan ke otak besar dan otak besar anda tidak memprosesnya dalam bentuk berpikir, analisa dan logika, maka yang akan berperan hanya perasaan/hati anda saja, yang biasanya tercipta dan terlihat dalam bentuk perilaku kemarahan, temperamental, kebencian, dan teman temanya. Nah, kemampuan seseorang dalam mengatur posisi ‘on' dan ‘off'-nya saklar system limbic ini yang akan menjadikan orang itu memiliki kemampuan untuk berlaku bijaksana, arif dan berwibawa dalam hubungan sosialnya di kehidupan bermasyarakat, baik dalam scope kecil seperti kehidupan rumah tangga/keluarga atau dalam scope yang lebih luas lagi yaitu pergaulan sosial kita dimasyarakat, bahkan dalam kehidupan nyata atau dalam kehidupan maya seperti pergaulan sosial kita di dunia internet ini. Dan yang jelas kemampuan ini tidak ada hubungannya dengan faktor usia seseorang, yang pada umumnya kita berpendapat, makin bertambahnya usia seseorang maka kemampuan mengelola pikiran dan hati ini makin menjadi lebih baik, pendapat ini tidak semuanya benar, karena semua ini akan melibatkan ‘proses belajar' dan ‘bisa dipelajari' oleh semua kalangan tanpa melihat berapa usianya, apa jenis kelaminnya, apa pendidikannya, apa status sosialnya, apa agamanya dan lain sebagainya, kemampuan ini benar benar hanya melibatkan ‘kemauan' dan ‘kepedulian' serta ‘kesadaran' dari setiap individu/pribadi untuk mau memulainya dan untuk mau terus belajar dan belajar, sehingga perkembangan kemampuan pengelolaan/manajemen pikiran dan manajemen hati ini akan semakin matang dan baik. Apakah anda akan merasa tertantang untuk mempelajarinya? Berikutnya saya akan membahas tentang ‘Masalah', apa itu masalah? Masalah secara sederhana dapat diartikan sebagai adanya ‘Perbedaan' antara harapan/keinginan/kehendak dengan kenyataan/fakta/keadaan yang sesungguhnya terjadi, dalam kehidupan kita. Jadi bila disederhanakan lagi, ‘masalah' dapat di-identik dengan adanya sebuah ‘konflik', yaitu harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Dan pada umumnya setiap masalah yang timbul atau yang kita hadapi, pastilah kita selaku pribadi/individu pada ‘fase awalnya' kita kontak dengan masalah ini, akan lebih mengedepankan perasaan (hati) ketimbang pikiran (logika), apalagi melibatkan keduanya secara bersamaan (simultan) dalam satu waktu itu juga (sangat jarang yang melakukannya, kecuali bagi mereka yang mau belajar memanajemen pikiran dan hati secara simultan). Lalu apa kaitannya uraian saya di atas (mulai dari cara pandang dalam memaknai arti hidup hingga proses evolusi kehidupan tadi) dengan ‘masalah' yang saya bahas ini? Kita tunggu saja dalam pembahasan artikel saya selanjutnya, menarik bukan? Saya akan melengkapi tulisan saya ini, dengan sebuah illustrasi sederhana, dalam kaitannya sebuah ‘masalah' dengan ‘manajemen pikiran dan manajemen hati' yang digambarkan dalam memposisikan saklar di system limbic kita dalam posisi ‘on' dan posisi ‘off'. Saya akan menggambarkan seperti ini : Bila ‘harapan' anda diletakkan di posisi sebelah kiri tubuh anda dan ‘kenyataan' berada diposisi sebelah kanan tubuh anda, maka bila tidak ada kesesuaian atau ada/terciptanya sebuah perbedaan, maka inilah yang mencetuskan sebuah masalah. Apa yang harus anda lakukan?, pilihannya adalah mencari jalan penyelesaiannya dengan melibatkan pikiran dan hati anda, atau anda akan lari meninggalkannya dan ada kemungkinan dari masalah yang tidak selesai ini, ada kemungkinan terciptanya masalah baru, sehingga akan terduplikasi, baik secara deret hitung maupun secara deret ukur, sehingga semuanya akan berujung kepada permasalahan yang semakin rumit/complicated dan akan membuat anda semakin menjadi stress, dan akan berjalan menjadi depresi hingga ada kemungkinan pada pemilihan tindakan bunuh diri akibat ulahnya sebuah ‘rasa' yang kita kenal dengan sebutan ‘putus asa'?, silahkan anda pilih sendiri pilihan tersebut. Sebelum saya membahasnya lebih lanjut, saya akan menyampaikan dulu ada berapa jenis ‘masalah' ini? Masalah secara garis besar ada dua jenis (berdasarkan sumber/datangnya), yaitu masalah yang anda ciptakan sendiri dan masalah yang anda dapatkan dari orang lain atau dari lingkungan anda (bisa lingkungan sosial dan bisa lingkungan alam) Contoh sederhananya, masalah yang anda ciptakan sendiri adalah, anda gagal dalam sebuah ujian di sekolah, akibat dari perbuatan anda sendiri yang tidak belajar dan mempersiapkannya dengan baik, maka anda menjadi sedih, kecewa, gundah dan semua teman temannya akan menghampiri anda. Masalah yang datang dari orang lain atau lingkungan (baik lingkungan sosial dan/atau lingkungan alam sekitarnya)  adalah anda mendapat segudang terror, fitnah, makian, cacian, hinaan, tudingan dan teman temannya, juga bisa berupa sengketa, selisih paham, pertengkaran dari orang lain atau sekelompok orang (lingkungan sosial), atau masalah itu juga bisa berupa bencana alam, musibah dan teman temannya (lingkungan alam). Lalu apa upaya pilihan yang kita pilih dari dua pilihan tadi dalam menghadapi setiap masalah yang terjadi dan yang kita hadapi, mencari penyelesaian atau lari/menghindar? Hal ini sangat bergantung kepada pilihan anda sendiri yang kalau boleh saya sarankan bisa menggunakan dasar pertimbangan-pertimbangan berikut dibawah ini.

  1. Pertimbangan dari segi positive dan segi negative, baik efeknya kepeda anda sendiri dan atau efeknya kepada lingkungan anda (pertimbangan untung dan rugi/profit oriented)
  2. Pertimbangan dari segi azas manfaat, apakah mendatangkan banyak manfaat buat anda sendiri dan atau lingkungan anda atau tidak ada manfaatnya sama sekali, baik buat anda dan atau lingkungan anda.
  3. Pertimbangan prestise, bisa merupa kredibilitas anda/keberadaan anda, nama baik anda, karier anda dan status sosial anda di masyarakat, bahkan masa depan anda, pertanyaannya apakah akan anda korbankan atau anda perjuangkan?
  4. Pertimbangan efek kejiwaan/psikologis, apakah akan membuat anda bingung, gundah, kesal dan teman temannya, hingga membuat anda menjadi stress, dan berkembang kepada depresi dan berujung pada keputusan bunuh diri?
  5. Pertimbangan human being/kemanusiaan, apakah anda melibatkan hati nurani dan pikiran anda sebagai manusia yang memiliki Iman dan akal sehat?, atau anda lebih mementingkan sifat primitive anda berupa hit and run (menyerang/membalas dan berkelahi/bersengketa atau menghindar/mengalah yang berujung kemenangan) dengan atau tanpa melibatkan pikiran (logika) dan perasaan (hati nurani)?
  6. Pertimbangan sosial, ini lebih mengarah kepada sebuah hubungan (relationship), apakah anda akan menciptakan pertemanan/persahabatan atau anda akan menciptakan permusuhan/dendam tak berkesudahan?
  7. Dan masih banyak pertimbangan-pertimbangan lainnya yang akan saya bahas secara khusus di artikel saya selanjutnya.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun