Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Alasan, Dalih Dan Belenggu Diri

21 Mei 2009   11:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:08 530 0
Siapa yang tak mengenal sebuah kata  "ALASAN/DALIH" ?, pastilah kita sangat akrab dengan dua kata tersebut, Kalau kita mau jujur pada diri kita sendiri, pastilah dalam sehari/24 jam perjalanan hidup kita, pastilah kita melakukannya minimal sekali, atau bahkan ada yang lebih.

Sadar atau tidak kita selalu berupaya untuk melakukannya, seperti contoh sederhana, saat kita datang terlambat ke tempat tujuan, kantor misalnya, pastilah kita membuat alasan dengan dalih, Saya terlambat dikarenakan jalan yang saya lalui sangat MACET.

Atau contoh lain yang membuat kita membuat alasan/dalih agar kita terlepas dari hukuman atau sekedar menutupi kesalahan dan kekurangan diri, seperti saya tidak mencuri pak, tapi saya hanya ingin membatu teman karena anaknya sakit......, dan lain lain masih banyak contoh yang bisa kita ungkap.

Tahukah Anda, bahwa kebiasaan membuat alasan/dalih ini sangat membelenggu tiap diri/pribadi dalam upaya meraih sebuah kesuksesan, tanpa kita sadari, kita telah menciptakan tali tali yang sangat erat melilit dan membelenggu badan dan jiwa kita, sehingga secara tidak langsung kita menghambat diri dalam meraih sebuah kesuksesan dalam segala hal.

Kita selalu membiasakan Pikiran kita menciptakan sebuah atau beberapa alasan dan dalih dalam hidup keseharian kita, atau setidaknya kebiasaan kita mengarahkan pikiran kita untuk selalu membuat alasan dan dalih untuk menutupi kesalahan dan kekurangan diri.

Adakah dari diri kita masing masing mau melakukan pengakuan atas sebuah kesalahan atau kekurangan diri dengan sportif, gentle dan ksatria ???.

Saya sangat yakin, Pasti masih banyak yang melakukannya, hanya saja sejauh mana kita bisa menghimpun sebuah keberanian dan kekuatan untuk melakukan pengakuan itu dengan sejujur jujurnya tanpa membuat pikiran kita menciptakan sebuah alasan/dalih.

Bahkan dalam sebuah seminar yang saya adakan, saya pernah mengillustrasikan kepada semua peserta seminar, seandainya saja ada sekolah atau institusi pendidikan yang menyediakan jurusan seperti Fakultas ALASAN, pastilah dari diri/pribadi kita semua sudah bisa meraih gelar S3-Doktor, bahkan bila disumbangkan terus dalam profesi pengajaran pastilah kita dapat dengan mudah meraih gelar Professor dibidang alasan.

Memang thema yang saya angkat kali ini sangat sederhana dan tidak berarti, namun bila kita cermati akan memberikan dampak yang sangat signifikan dalam perjalanan hidup dan karier kita.

Anda pasti bisa membuktikan sendiri dampak dari kebiasaan kita membuat alasan, baik hubungan kepada atasan, teman, sahabat, pacar, mertua, istri, suami, anak dan lain lain.

Apakah bila dibiarkan berlarut larut akan membuat hubungan tersebut menjadi harmonis ? atau malah sebaliknya, bisa runyam, regang, atau bisa timbul pertentangan, pertengkaran yang bermuara pada perceraian, pemutusan hubungan, kebencian, ketidaksukaan, ketersinggungan, permusuhan dan masih banyak lainnya.

Kita harus pahami, bahwa alasan yang kita ciptakan tidak pernah memberikan perubahan dalam hidup kita.

Alasan adalah penghambat kesuksesan. Setiap alasan yang kita ciptakan atas kegagalan/kesalahan/kekurangan dan lain lain yang terjadi adalah tirai yang ditancapkan untuk membatasi dan memenjarakan kita setiap saat. Keluarga besar dari alasan/dalih adalah sikap mengeluh. Pribadi yang senang membuat alasan, pasti selalu mengeluh Sebagai contoh seorang karyawan dengan gaji yang diterimanya dan mengeluh dengan kebijakan dan aturan yang ditetapkan perusahaan. Anak yang selalu menciptakan alasan atas kesalahan yang dilakukannya, selalu mengeluh dengan keadaan fisiknya, kondisi ekonomi keluarga, fasilitas pendidikannya, dan semuanya.

Jika Anda ingin menciptakan kehidupan yang penuh keberhasilan, Anda harus memegang kendali hidup Anda sendiri. Mulai sekarang, berhenti berdalih, berhenti mengeluh, berhenti mengeluh atas kekurangan fisik Anda, berhenti mengeluh atas ketidak-adilan yang terjadi dalam hidup Anda, berhenti menggunakan alasan mengapa Anda tidak bisa dan belum mendapatkan apa yang Anda impikan sampai saat ini, dan berhenti menyalahkan keadaan di luar diri Anda. Anda harus berjanji pada diri Anda, bahwa mulai saat ini, Anda berhenti melakukan semuanya itu selamanya. Tindakan berhenti beralasan/berdalih/mengeluh/menyalahkan adalah tanda bahwa Anda mengasihi diri Anda dan masa depan Anda.

Kesuksesan adalah keputusan untuk mengubah hambatan menjadi kesempatan untuk meraih keberhasilan. Mungkin salah satu hal yang menghambat Anda untuk meraih sukses karena Anda dipenuhi dengan berbagai macam alasan/dalih.

Kata kuncinya adalah bila Anda ingin meraih kesuksesan dan keberhasilan, hilangkan belenggu diri yang tercipta dari serangkaian kebiasan kebiasaan membuat alasan/dalih/mengeluh/menyalahkan pihak lain, ganti semua itu dengan kebiasaan berkata jujur dan berbuat jujur, ksatria, gentle, sportif dalam setiap pergumulan kehidupan Anda.

Dan pada kesempatan ini saya ingin berbagi kepada Anda dari apa yang saya dapati dari sumber bacaan yang sangat bagus, yaitu 10 cara untuk menghilangkan Belenggu Diri akibat kebiasaan membuat alasan/dalih itu, ini saya adopsi dari buku 10 Tips to Getting Out of Your Own Way - Jim Allen. Saya mencoba menterjemahkannya kedalam bahasa yang sederhana, namun tidak mengurangi makna yang terkandung didalamnya. Semoga dapat dipetik hikmahnya.

Sepuluh cara itu adalah :

1. Hadapi kenyataan : Mungkin saja yang menjadi "polisi tidur" penghambat jalan sukses Anda adalah diri Anda sendiri. Seringkali langkah tersulit membebaskan diri kita dari kesulitan adalah mengakui bahwa sebenarnya kita adalah biang keladi kesulitan. Karena itu, saat Anda menghadapi masalah di jalan mencapai kesuksesan, pertimbangkan dengan hati-hati apakah Anda merupakan sumber semua masalah tersebut.

2. Anda dapat melakukan apa yang anda inginkan. Namun bagaimanapun, Anda mungkin tidak mampu melakukan semua yang Anda inginkan. Belenggu kita adalah kita berusaha untuk melakukan semua hal dalam sekali waktu yang sama. Meski kita bekerja keras untuk melakukan segala hal, pada akhirnya kita hanya akan menyelesaikan sedikit hal saja. Yang kita perlukan sebenarnya adalah memusatkan perhatian pada satu atau dua proyek saja, karena hal ini justru meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan.

3. Agar mendapat gambar yang jelas, Anda perlu fokus. Begitu Anda mengetahui proyek-proyek mana yang akan Anda  kerjakan, Anda harus memfokuskan diri pada apa yang benar-benar diperlukan untuk mengerjakannya. Susunlah rencana selangkah demi selangkah apa dan kapan Anda harus mengerjakannya.

4. Apa yang tertulis di atas kertas adalah rencana, sedangkan apa yang tertulis di kepala adalah mimpi. Beberapa orang segan untuk menuliskan rencana-rencana mereka. Menulis rencana di atas kertas merupakan langkah awal menuju pencapaian hasrat seseorang. Tanpa rencana tertulis, kebanyak orang akan memulai suatu proyek namun segera perhatiannya akan teralihkan oleh banyak hal kecil yang muncul kemudian.

5. Bila Anda bergerak itu belum tentu berarti maju. Gejala pasti Anda dalam belenggu kesulitan adalah saat Anda telah bekerja keras namun tidak jua mendekati titik sasaran. (Hal ini sering terjadi juga pada orang-orang yang tidak mau menyusun rencananya secara tertulis.) Agar Anda dapat bergerak maju, Anda harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan pada saat yang diperlukan pula.

6. Tidak memilih adalah pilihan. Penghalang jalan lain yang kita ciptakan sendiri adalah terlalu banyak memikirkan pilihan-pilihan sehingga membuat kita tidak melakukan apa-apa. "Saya bila melakukan A, B, atau C. Kalau begitu sebaiknya saya pikirkan baik-baik," begitulah angan-angan kita. Kemudian kita mulai merenungkannya, namun kita sama sekali tidak memutuskannya. Sebenarnya pada saat itu kita melakukan sesuatu, yaitu memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa. Tapi coba tebak apa hasilnya?, Bila Anda tidak melakukan apa-apa maka hasilnya pun bukan apa-apa.

7. Pusatkan pada apa yang akan berhasil. Beberapa orang sangat pandai mencari-cari alasan mengapa sesuatu tidak berjalan sebagaimana mestinya. Jangan melipat-gandakan sesuatu yang akan berakibat negatif. Lipat gandakalah seuatu yang positif. Berkonsentrasilah pada apa yang akan berjalan baik bagi Anda.

8. Bila tidak berhasil, jangan kerjakan. Salah satu pertanda "manusiawi" adalah "mengerjakan hal yang sama secara terus-menerus, namun mengharapkan hasil yang berbeda." Saya cenderung untuk menyatakan itu sebagai pertanda "humanitas". Terkadang banyak orang tidak mampu mengakui bahwa sesuatu tidak berjalan dengan semestinya karena alasan harga diri, "sudah dari sononya", atau sikap keras kepala. Jika itu adalah Anda, maka terimalah moto baru: "Jangan lakukan!" Bila segala sesuatunya tidak berjalan, hentikan, setel  kembali persenelling, baru kemudian bergerak maju.

9. Bila anda tidak tahu, mintalah pertolongan. Kita tidak dapat mengetahui segala hal. Kita pun tak kan mampu memecahkan semua persoalan. Ada banyak konsultan, penasehat, dan pembimbing yang dapat diajak kerja sama oleh Anda untuk memecahkan persoalan Anda. Mintalah pertolongan mereka.

10. Bila tidak membuat Anda bahagia, jangan kerjakan. Melaju di jalur menuju kesuksesan Anda tidaklah mudah. Mungkin Anda tidak mendapatkan keceriaan di setiap langkah Anda, sehingga membuat Anda ingin kembali mundur ke garis start. Namun demikian, secara keseluruhan Anda seharusnya merasa bahagia karena ini adalah jalan yang Anda pilih. Bila Anda tidak merasa bahagia maka Anda perlu mengevaluasi tujuan Anda atau bagaimana Anda mencari cara untuk mencapai tujuan tersebut.

Demikian ulasan artikel saya ini semoga dapat dipetik dan diambil hikmahnya.

Salam Sehat dari Saya, Anugra Martyanto di Purwokerto.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun